Saat penayangan perdananya pada Kamis (20/6) lalu di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, “Algrafi” mengisahkan tentang sepasang remaja yang dijodohkan oleh keluarga mereka.
Awalnya, sang kakek (Slamet Rahardjo) merasa bisnis keluarganya sedang tidak stabil dan membutuhkan suatu “jimat” untuk melancarkan bisnisnya kembali.
Sebagai orang Jawa tulen, sang kakek percaya bahwa pernikahan dengan weton (ramalan Jawa) yang sesuai akan menghasilkan keberuntungan.
Baca juga: Junior Robert lakoni film komedi romantis perdananya di “Algrafi”
Baca juga: Slamet Rahardjo lakukan banyak improvisasi untuk film “Algrafi”
Saat mencoba mencocokkan weton antara cucunya, Algrafi (Junior Robert) dan anak dari sekretaris pribadinya, Naya (Megan Domani), hasilnya sesuai dengan harapan sang kakek hingga rencana pernikahan keduanya resmi dimulai.
Baik Algrafi dan Naya pun menolak rencana tersebut dan berusaha untuk menggagalkannya. Sayangnya, keberuntungan belum berpihak pada dua remaja belia itu dan keluarga mereka tetap berpegang teguh untuk menjodohkan mereka.
Di suatu titik, keluarga Naya dan Algrafi mengalami masalah besar hingga menimbulkan perpecahan di antara keduanya. Di masa-masa itu, Naya dan Algrafi mulai menyadari perasaaan sayang satu sama lain.
Apakah perasaan cinta mereka direstui keluarga mereka?
Perjodohan masa kini
Secara garis besar, kisah perjodohan mungkin terdengar klise dan bukan sesuatu yang baru jika divisualisasikan lewat film. Kisah perjodohan juga dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para sineas, termasuk sineas film “Algrafi” yang memilih untuk memvisualisasikannya.
Namun, bayangan tentang cerita klise dapat terbayarkan dengan baik karena film “Algrafi” menyuguhkan cerita yang terbilang ringan dan menarik. Selama dua jam durasi penayangannya, penonton mungkin tidak akan merasa bosan karena cerita yang diselingi dengan adegan komedi.Melalui film "Algrafi", Rully Mana selaku sutradara dan Dono Indarto sebagai penulis mampu memberikan suguhan film yang setidaknya akan diingat dengan baik oleh para penonton dalam beberapa waktu ke depan.
Menariknya, ada dua orang tokoh yang patut diapresiasi lebih adalah sosok sang kakek oleh Slamet Rahardjo dan seorang manajer di sebuah restoran. Di sejumlah adegan, keduanya tampil sebagai “mood maker” yang mampu menghidupkan cerita, meskipun hanya dilakukan berdasarkan improvisasi pribadi.
Kolaborasi apik artis senior dan junior
Tidak hanya sang kakek dan manajer restoran yang layak untuk mendapatkan apresiasi, kolaborasi antar aktor serta aktris lainnya dalam film ini juga berhasil memvisualisasikan isi cerita dengan maksimal.
Bahkan, dinamika antara artis senior dan junior di film ini terjalin dengan baik, sehingga penonton seperti diajak untuk menyelami kehidupan asli mereka.
Secara keseluruhan, film “Algrafi” sangat layak untuk ditunggu dan ditonton. “Algrafi” akan tayang secara eksklusif di layanan Viu mulai 24 Juni 2024.
Baca juga: Megan Domani dan Junior Robert duet di film baru, tayang Mei 2023
Baca juga: Slamet Rahardjo heran masih dapat Piala Citra
Baca juga: Kembali ke panggung teater, Slamet Rahardjo seperti pulang kampung
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fenomena perjodohan masa kini lewat film “Algrafi” - ANTARA"
Posting Komentar