Trigger Warning adalah bukti bahwa Indonesia sesungguhnya punya talenta selevel Hollywood dalam diri Mouly Surya. Film ini menunjukkan kemampuan Mouly menyulap cerita yang standar menjadi tontonan mengesankan.
Saya sempat mengira Trigger Warning di tangan Mouly Surya akan kental ekspresi artistik a la arthouse. Apalagi, ia pernah mengerjakan film tentang balas dendam seorang perempuan dalam Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017).
Perkiraan itu meleset karena ternyata Trigger Warning digarap dengan gaya yang kontras dari karya Mouly sebelumnya. Film laga itu justru terasa sangat Hollywood, baik dari komposisi visual maupun penulisan cerita.
Nuansa itu kemungkinan besar muncul lantaran Mouly hadir di tengah orang-orang Hollywood, termasuk Basil Iwanyk yang menjadi produser waralaba John Wick hingga dua film Sicario.
Ia juga bekerja sama dengan aktris sekaliber Jessica Alba yang sudah berkiprah di industri tersebut selama tiga dekade lebih.
Di sisi lain, naskah garapan John Brancato, Josh Olson, dan Halley Gross itu juga cukup generik meski digadang-gadang sebagai versi perempuan dari First Blood dan John Wick.
Review Film Trigger Warning (2024):Parker dikisahkan gemar memakai senjata berbilah, sehingga ada banyak jenis senjata yang digunakan, dari belati, pisau, bahkan hingga parang asli Indonesia. (Netflix)
|
Trigger Warning memang menawarkan kesegaran lewat misi balas dendam yang berpusat kepada seorang perempuan. Namun, premis itu dikemas dengan alur dan formula yang jamak ditemukan dalam film laga lainnya.
Meski begitu, kombinasi Mouly Surya-Jessica Alba rasanya berhasil menyelamatkan Trigger Warning menjadi tontonan yang betah untuk disaksikan.
Di kursi sutradara, Mouly dapat menunjukkan kemampuannya menerjemahkan skenario menjadi cerita yang hidup. Ia memahami bahwa Parker (Jessica Alba) merupakan jantung cerita dan menjadikan karakter itu sebagai poros utama dari awal hingga akhir film.
Pengambilan gambar pada setiap adegan film tersebut juga tak kalah menarik. Sutradara peraih dua Piala Citra itu, menurut saya, berhasil mengombinasikan visi kreatifnya dengan komposisi visual yang familier bagi penonton global.
Dengan begitu, Trigger Warning dapat diramu dengan racikan yang seimbang antara menjadi estetis sekaligus tetap mudah dicerna penonton awam.
Kombinasi yang pas itu rasanya bisa terwujud berkat kolaborasi Mouly Surya dan Zoe White sebagai sinematografer. Mereka juga kembali membuktikan kolaborasi apik melalui berbagai adegan bertarung.
Unsur laga dalam sejumlah adegan itu digarap dengan arahan kamera yang menarik. Mouly dan Zoe menggunakan berbagai gaya dan pendekatan sehingga momen laga itu terlihat segar serta tetap intens.
Selain itu, Parker dikisahkan gemar memakai senjata berbilah, sehingga ada banyak jenis senjata yang digunakan, dari belati, pisau, bahkan hingga parang asli Indonesia.
Review Film Trigger Warning (2024): Trigger Warning kekurangan satu unsur penting dalam sebuah film laga. Film ini tak punya karakter villain yang mampu memberikan ancaman besar bagi karakter utama. (Netflix)
|
Latar belakang itu menjadi modal bagi Mouly Surya untuk mengembangkan adegan-adegan laga tersebut menjadi lebih bervariasi.
Namun, Trigger Warning kekurangan satu unsur penting dalam sebuah film laga. Film ini tak punya karakter villain yang mampu memberikan ancaman besar bagi karakter utama.
Sosok villain dalam karakter Elvis Swann (Jake Weary) dan keluarganya tidak bisa menghadirkan ancaman yang berarti. Mereka hanya seperti komplotan kelas teri yang dapat dengan mudah ditumpas prajurit elite sekelas Parker.
Di samping urusan visual dan adegan laga, Trigger Warning terasa solid berkat aksi Jessica Alba. Ia mengemban berbagai tugas dalam film ini, mulai dari tulang punggung cerita hingga magnet utama yang menggaet penonton.
Tuntutan itu pun berhasil dipenuhi Jessica Alba sepanjang menampilkan karakter Parker. Pengalaman Alba sebagai aktris memang tidak perlu diragukan karena aktingnya sepanjang cerita begitu solid dan konsisten.
Latar belakang Parker sebagai tentara elite ditunjukkan lewat kepribadiannya yang penuh tekad dan tidak kenal ampun saat menunaikan sebuah misi.
Alba juga menerjemahkan dendam Parker yang baru kehilangan ayahnya dengan meyakinkan. Ia tidak mencurahkan dendam dan duka itu secara ekspresif, tetapi lewat berbagai tindakannya yang mengancam nyawa.
Dengan segala baik buruknya, Trigger Warning adalah awal menjanjikan bagi Mouly Surya yang akhirnya debut film panjang berbahasa Inggris di Hollywood.
Dengan modal reputasi mentereng di berbagai festival film internasional, Mouly berhasil menapakkan kakinya di kancah global dengan mantap.
Saya juga sangat berharap Trigger Warning tak hanya membuka jalan Mouly Surya di Hollywood, tetapi juga memantik sineas lokal lain untuk bisa semakin lantang berbicara di dunia.
(end) baca dong https://news.google.com/rss/articles/CBMiW2h0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vaGlidXJhbi8yMDI0MDYyMTE1MjYzMC0yMjAtMTExMjQ4Mi9yZXZpZXctZmlsbS10cmlnZ2VyLXdhcm5pbmfSAV9odHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL2hpYnVyYW4vMjAyNDA2MjExNTI2MzAtMjIwLTExMTI0ODIvcmV2aWV3LWZpbG0tdHJpZ2dlci13YXJuaW5nL2FtcA?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Review Film: Trigger Warning - CNN Indonesia"
Posting Komentar