Search

Ulasan Film: 'Along With the Gods: The Last 49 Days'

Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hal yang berlebihan ketika sutradara Kim Yong Hwa mengaku stres kala Along With the Gods: The Last 49 Days akan tayang. Kesuksesan prekuelnya, The Two Worlds pasti akan menjadi tolok ukur untuk rilisan kali ini.

Bayang-bayang sentimental dan kisah apik Along With the Gods: The Two Worlds tak bisa ditampik memang menemani ketika langkah kaki masuk ke bioskop dan membiarkan pantat duduk nyaman.

Namun mungkin kali ini saya yang terlalu berharap lebih. Bagian kedua dari cerita tiga malaikat pendamping roh ini ternyata tidak semelankolis pendahulunya yang menguras emosi.


Along With the Gods: The Last 49 Days lebih kompleks, rumit, banyak kejutan, dan menguras pikiran.
Tidak heran ketika Kim Yong Hwa selaku sutradara dan perancang cerita Along With the Gods membagi karyanya dalam dua babak. Kisah itu terlalu kompleks untuk dinarasikan dalam durasi 120 - 150 menit sekali tayang.

Bagian pertama, The Two Worlds, terpusat pada pengalaman si pemadam kebakaran Kim Ja Hong (Cha Tae Hyun) yang tewas dalam tugasnya dan ditemani oleh tiga malaikat, Gang Rim (Ha Jung Woo), Hae Won Mak (Ju Ji Hoon), dan Deok Choon (Kim Hyang Gi), menyusuri kehidupan dan persidangan setelah mati untuk dapat reinkarnasi kembali.

Dalam perjalanannya memang ada pengembangan cerita dan konflik, seperti terbongkarnya hubungan rumit Kim Ja Hong dengan adiknya Soo Hong (Kim Dong Wook) dan ibunya (Ye Soo Jung), hingga kematian Soo Hong yang ternyata menjadi klien selanjutnya bagi trio Gang Rim, Hae Won Maek, dan Duk Choon.

Kini di bagian kedua, kehidupan Soo Hong hanyalah salah satu dari beberapa cerita inti yang dinarasikan sutradara Kim dalam film ini. Kehidupan rumit Soo Hong hanyalah simpul sederhana dari keterkaitan antarkarakter yang lebih besar dan ruwet dalam The Last 49 Days.

Ulasan Film: 'Along With the Gods: The Last 49 Days'Kim Dong Wook memerankan Soo Hoong di 'Along With the Gods: The Last 49 Days'. (Dok. Lotte Entertainment)
Memang terkesan pusing, namun bila memperhatikan setiap narasi kisah maju-mundur yang disajikan Kim dalam Along With the Gods, ide sutradara 46 tahun itu justru terlihat brilian.

Kim dengan seksama memperhatikan peran penting dari setiap karakter dalam membangun kisah ini secara utuh, tanpa ada yang merasa terpinggirkan seperti yang dialami salah satu karakter di film ini.

Kemunculan Ma Dong Seok atau yang dikenal dengan Dong Lee sebagai sosok Dewa Penjaga Rumah Seongjo juga penting dalam Along With the Gods 2, terutama sebagai pembantu sutradara Kim menjabarkan narasi utama film ini.

Kehadiran Deonjo juga membantu sutradara Kim memberikan sindiran-sindiran halus untuk Korea Selatan dengan masalah yang terjadi di keluarga sehari-hari, mulai dari masalah utang, kemiskinan, ketimpangan sosial, hingga ekonomi dan kedaulatan Korea Selatan.


Pun sindiran itu dibantu oleh Hae Won Maek melalui percakapan mereka hingga membahas soal bahasa asing di kalangan generasi muda Korea sampai pandangan pragmatis terhadap Korea Utara.

"Andai saja kita tahu ia akan diadopsi di luar negeri, lebih baik kita ajarkan bahasa Inggris," kata Hae Won Maek dalam salah satu adegan.

Segala keruwetan yang disimpan sutradara Kim ini lah yang membuat cerita The Last 49 Days terasa berbeda dari prekuelnya meski keduanya digarap dalam waktu yang bersamaan.

Memang unsur melankolisnya bisa dikatakan berkurang drastis, namun kejutan demi kejutan yang dihadirkan terasa cukup menjanjikan dalam menghadapi plot khas drama Korea yang lambat dan agak menjemukan di bagian tengah film.

[Gambas:Instagram]

Tapi tempo lambat itu bisa dimaafkan mengingat sutradara Kim harus membagi porsi cerita masing-masing karakter dengan adil, karena bila tidak ia akan masuk neraka. Ha-ha.

Di sisi lain, bukan drama Korea namanya bila tak menyisipkan pesan, terutama terkait dengan keluarga. Bila di The Two Worlds pesan kekeluargaan ini terkait antara hubungan antara ibu dengan kedua putranya, di film ini lebih banyak antara ayah dengan anak-anaknya.

Dua sisi yang saling bertolak-belakang, feminin dan maskulin, antara The Two Worlds dengan The Last 49 Days padahal mereka adalah satu cerita utuh menunjukkan kejelian sutradara Kim dalam membangun narasi namun masih menekankan unsur filosofis kehidupan masyarakat Korea.

Ditambah dengan aksi totalitas dari aktor serta aktris Korea, maka tak heran bila drama ini tetap terasa mengasyikkan untuk ditunggu hingga akhir cerita. Pun sutradara Kim sudah menyiapkan sejumlah kejutan hingga lampu bioskop menyala.


Secara umum, Along With the Gods: The Last 49 Days patut masuk dalam daftar film yang mesti Anda tonton, bila mengaku seorang penggemar hallyu apalagi menyukai prekuelnya.

Namun bagi Anda yang belum menyaksikan Along With the Gods: The Two Worlds, ada baiknya menonton terlebih dahulu bila tak ingin kebingungan sepanjang film.

Secara komersil, film ini patut berterima kasih atas ledakan penonton yang tak terduga di The Two Worlds hingga bertengger di nomor dua film terlaris sepanjang masa di Korea.

Kini, tinggal menunggu keajaiban Along With the Gods: The Last 49 Days dapat selamat dari kutukan 'sekuel' yang banyak terjadi di berbagai film saga dan mendarat mulus dan tak memalukan di jajaran film terlaris sepanjang masa di Korea Selatan.

Along With the Gods: The Last 49 Days mulai tayang di Indonesia pada 15 Agustus 2018 dan dapat disaksikan di jaringan bioskop CGV, Cinemaxx, dan FLIX Cinema.

[Gambas:Youtube] (end)

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180815123134-220-322432/ulasan-film-along-with-the-gods-the-last-49-days

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ulasan Film: 'Along With the Gods: The Last 49 Days'"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.