Banyak komedi yang sudah disiapkan untuk film ini tidak tersaji dengan baik sehingga gagal memancing tawa.
'Kegaringan' itu terjadi seperti dalam adegan Doyok (Fedi Nuril) dimarahi ibunya karena belum memiliki pasangan melalui telepon. Doyok heran mengapa ibunya bisa menelepon karena sebenarnya ibunya sudah meninggal.
Ibu Doyok yang diperankan Yati Surachman pun tiba-tiba muncul di sebelahnya. Mereka berdialog cukup panjang dan dilanjutkan dengan adegan bernyanyi.
Jangan sedih, yang bernyanyi adalah ibu Doyok ditemani segerombolan hantu membawakan lagu Cari Jodoh punya band Wali.
"Ibu-ibu bapak-bapak // Siapa yang punya anak / Bilang aku aku yang tengah malu // Sama teman-temanku / Karna cuma diriku yang tak laku-laku," senandung ibu Doyok.
Niat hati sutradara yang juga ikut menggarap naskah, Anggi Umbara, untuk membawa nuansa horor di tengah adegan komedi di bagian film itu ternyata justru terasa ganjil.
Bagaimana tidak? Anggy menampilkan adegan bernyanyi 'ibu' Doyok itu dengan lirik lagu dengan huruf bernuansa darah. Selera komedi yang cukup aneh untuk membuat penonton tertawa.
Penulis naskah Anggy Umbara dan Fico Fachriza seakan sengaja membuat adegan komedi yang receh. Pola serupa diulangi pada adegan lain.
Kali ini adegan itu menampilkan Doyok bertemu dengan Ayu (Laura Basuki) di sebuah restoran. Setelah berdialog, mereka berdua menyanyikan lagu Inikah Cinta milik ME.
Lagu itu sedikit dimodifikasi dengan sejumlah lirik berbahasa Jawa yang diharapkan mengundang tawa. Namun kadang harapan tak sesuai kenyataan, lagu itu dinyanyikan terlalu lama hingga membosankan.
Tapi tak semua adegan yang-seharusnya-lucu berakhir gagal. Beberapa adegan masih mampu mengundang gelak tawa, seperti ketika Ali berbicara dengan Otoy yang sedang buang air.
Gelak tawa juga berhasil tercipta kala Doyok, Otoy dan Ali dimarahi oleh pemilik warung yang diperankan Ence Bagus karena mereka selalu membayar kopi dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
DOA - Doyok Otoy Ali Oncom: Cari Jodoh terselamatkan secara nilai karena mengangkat isu pelecehan seksual terhadap perempuan. Dalam film yang berpusat pada petualangan Doyok mencari jodoh ini ada beberapa dialog yang cukup menampar kaum Adam.
Film ini berpeluang mendapat penonton banyak karena karakter Doyok, Otoy dan Ali sudah dikenal melalui lembar bergambar (lembergar) koran Pos Kota. Walaupun dalam lembergar, tiga karakter itu tidak hidup dalam cerita yang sama.
Peluang mendulang penonton bisa berasal dari pembaca setia lembergar yang penasaran dan tertarik melihat tiga karakter tersebut dalam film, meski sebelumnya sebuah serial televisi juga mengangkat karakter itu sejak Mei 2018.
Film ini bisa ditonton bila ingin melihat komedi yang sangat sederhana dan tidak perlu berpikir. DOA - Doyok Otoy Ali Oncom: Cari Jodoh dapat disaksikan mulai hari ini melalui jaringan bioskop 21, CGV dan Cinemaxx. (end)
baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180816125939-220-322752/ulasan-film-doa--doyok-otoy-ali-oncom-cari-jodohBagikan Berita Ini
0 Response to "Ulasan Film: 'DOA - Doyok Otoy Ali Oncom: Cari Jodoh'"
Posting Komentar