Festival film terbesar di Afrika, FESPACO, dibuka di Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso pada Sabtu (25/2) lalu. Setelah gejolak politik dan serangan kelompok ekstremis selama bertahun-tahun yang menewaskan ribuan orang dan memaksa hampir dua juta lainnya mengungsi, tema festival tersebut tahun ini adalah “harapan dan ketangguhan.”
Inilah petikan film “Sira,” salah satu film yang bertarung di Festival Film Afrika FESPACO yang dibuka di Ouagadougou, akhir pekan lalu. Alih-alih ketegangan akibat gejolak politik dan serangan kelompok ekstremis, festival film itu tidak pernah dibatalkan.
Aktris terkenal Maimouna Ndiaye mengatakan festival dapat terlaksana karena kuatnya dukungan dari semua pihak untuk menjaga kohesi sosial diantara warga.
"Sejak tahun 1969, ketika FESPACO dibentuk, apapun yang terjadi di kawasan ini, FESPACO selalu diadakan. Karena ini penting bagi kami, bagi kementrian kebudayaan, institusi-institusi, budayawan, semua pemangku kepentingan budaya sangat mementingkan terselenggaranya acara ini," ujar Ndiaye.
"Ini sangat penting bagi kohesi sosial, untuk bertemu dan membahas tentang film. Selama dua minggu semua orang akan datang untuk menonton berbagai film. Warga Burkina Faso tidak merasa ditinggalkan," tambahnya.
Separuh Film Disutradari oleh Perempuan
Tahun ini lebih dari 15.000 orang, termasuk selebriti layar lebar dari Nigeria, Senegal dan Pantai Gading, ikut hadir dalam festival tersebut.
Sekitar 1.300 film telah dimasukkan untuk dipertimbangkan tim juri, dan 100 di antaranya telah dipilih sebagai kandidat film terbaik di beberapa kategori. Seratus film yang dipilih itu berasal dari 35 negara di Afrika, termasuk dari Republik Dominika dan Haiti di mana banyak terdapat diaspora Afrika.
Dan yang paling mengagumkan, hampir separuh dari film-film yang bertarung dalam festival tahun ini disutradarai oleh perempuan. Di antaranya adalah sutradara dan produser film Apolline Traore, yang film arahannya “Sira” dijagokan memenangkan film terbaik tahun ini. “Sira” mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan setelah diculik kelompok jihadis di Sahel, sementara sang tunangan berupaya keras menemukannya.
"Saya terinspirasi dengan film ini. Beberapa tahun lalu terdapat pembantaian massal terbesar di negara kami, tepatnya di Yirgou. Hal itu sebenarnya sangat mengejutkan saya karena tidak pernah terjadi sebelumnya di Burkina Faso. Sebagai seniman, produser film, kami perlu menggunakan seni yang ada untuk menunjukkan perasaan kami, dan itulah yang saya lakukan," kata Traore.
Tetap berkarya dan hadir di festival film ini seperti ini, menurut Traore, mengirim pesan yang tegas kepada khalayak ramai.
"Pesan yang ingin saya sampaikan benar-benar soal ketangguhan. Tidak seorang pun tahu kapan konflik ini akan berakhir, tetapi kita harus kuat, harus tetap bertarung karena kita harus melanjutkan kehidupan. Ini contoh baik keberadaan FESPACO. Setiap orang mengatakan negara ini sedang dalam kondisi perang dan semua di negara ini buruk, tetapi FESPACO tetap berlangsung," tambahnya.
Ketua FESPACO Alex Moussa Sawadogo mengamini hal tersebut.
"Festival ini merupakan bentuk ketangguhan dan perlawanan warga Burkina Faso dan juga para pembuat film. Kami bertemu di saat kritis dalam sejarah Burkina Faso. Tema “Budaya Damai” juga sangat penting karena saat ini isu perdamaian bukan hanya menjadi keprihatinan politik atau militer, tetapi juga para seniman, produser film, sutradara dan aktor-aktornya. FESPACO mengajak mereka untuk berkontribusi membawa perdamaian di Burkina Faso, Mali, dan dunia," ujar Sawadogo.
Para pejabat pemerintah mengatakan telah meningkatkan keamanan dan akan memastikan keselamatan mereka yang datang ke festival itu.
FESPACO diharapkan akan mendorong persatuan di dalam negeri dan memperkuat hubungan dengan negara-negara lain, ketika sentimen anti-Prancis kembali menguat di wilayah itu. [em/jm]
baca dong https://news.google.com/rss/articles/CBMiX2h0dHBzOi8vd3d3LnZvYWluZG9uZXNpYS5jb20vYS9mZXN0aXZhbC1maWxtLWFmcmlrYS1mZXNwYWNvLWRpYnVrYS1kaS1idXJraW5hLWZhc28vNjk4NDY2NC5odG1s0gFhaHR0cHM6Ly93d3cudm9haW5kb25lc2lhLmNvbS9hbXAvZmVzdGl2YWwtZmlsbS1hZnJpa2EtZmVzcGFjby1kaWJ1a2EtZGktYnVya2luYS1mYXNvLzY5ODQ2NjQuaHRtbA?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Festival Film Afrika FESPACO Dibuka di Burkina Faso - Bahasa Indonesia - VOA Indonesia"
Posting Komentar