Dua musuh utama pemilu adalah kampanye hitam dan politik uang. Komisi Pemberantasan Korupsi mengajak masyarakat untuk menjaga kemurnian suara dengan menolak politik uang. Melalui medium budaya pop, yaitu film pendek yang dinilai cocok dengan karakteristik pemilih muda, lembaga antirasuah itu mencoba menyampaikan pesan antikorupsi.
Sebuah film berjudul Kronik Puriwicara yang digarap oleh rumah produksi HRV Yogyakarta memenangi kategori film terbaik antikorupsi, kategori film pendek ide cerita, pada acara Anti Corruption Film Festival 2023 (ACF Fest 2023) yang digelar di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Jumat (8/12/2023). Film itu menceritakan tentang kecurangan pemilihan wali kota karena salah satu kandidatnya melakukan politik uang.
Sebuah film berjudul Kronik Puriwicara yang digarap oleh rumah produksi HRV Yogyakarta memenangi kategori film terbaik antikorupsi.
Pemberian anugerah bagi pemenang film pendek itu diberikan langsung oleh Ketua KPK sementara Nawawi Pomolango dan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
Film yang diproduseri Natasya Yovita itu menceritakan sebuah pemilihan wali kota di Kota Puriwicara. Ada dua kandidat yang berkompetisi dalam pemilihan itu, yaitu Panji Wiratama dan Dewi Kirana. Sejak awal kampanye, Dewi sudah diserang dengan isu kampanye hitam bahwa perempuan tidak layak menjadi pemimpin kota. Ia justru diminta untuk merawat diri dan belajar memasak supaya lekas mendapatkan jodoh.
Namun, berbagai cibiran negatif itu tidak menghentikan langkah Dewi. Ia tetap berkampanye meyakinkan warga Puriwicara agar mau memilihnya demi kota yang lebih baik.
Sementara itu, Panji yang memang sejak awal berambisi menjadi wali kota berusaha membeli suara pemilih dengan membagikan photo card atau kartu uang elektronik yang terdapat gambar kandidat. Di dalam kartu itu terdapat saldo yang bisa diuangkan.
Baca juga: Komitmen Pemimpin Kunci Cegah Suap
Dilema pencegahan suap
Masyarakat pun senang menerima ”suap” itu dan mau memilihnya di bilik suara. Hingga pada hari pemungutan suara, Panji bisa menang dengan selisih satu suara dengan Dewi. Ia mendapatkan 2.800 suara, sementara rivalnya Dewi hanya mendapatkan 2.799 suara.
Tak terima karena melihat langsung kecurangan yang dilakukan Panji, pendukung Dewi pun mengungkap kecurangan tersebut di hadapan Raja dan Komisi Pemilihan Umum Puriwicara. Pendukung yang juga menjabat sebagai Dewan Keuangan itu berhasil membuktikan bahwa Panji menang dengan cara kotor karena membeli suara dengan politik uang.
Cegah politik uang
Pada tahun ini, KPK mengangkat isu besar untuk mencegah politik uang pada Pemilu 2024. Pemilih di Pemilu 2024 nanti diminta menjaga kemurnian suara dengan menolak praktik suap atau politik uang.
Nawawi menuturkan, ACF Fest 2023 dibuat sejalan untuk menyambut Pemilu 2024 yang adil. ACF Fest dibuat untuk menyampaikan nilai-nilai antikorupsi. Sembilan nilai antikorupsi itu di antaranya kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, kemandirian, kebenaran, dan keadilan.
Nilai-nilai antikorupsi itu akan disebarkan melalui media film pendek kepada masyarakat, seperti di dalam pesawat terbang, kereta api jarak jauh, dan akun Youtube KPK.
Nilai-nilai antikorupsi itu akan disebarkan melalui media film pendek kepada masyarakat seperti di dalam pesawat terbang, kereta api jarak jauh, dan akun Youtube KPK. ”Saya berharap film ini bisa diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” kata Nawawi.
Ia tak memungkiri bahwa realitas di masyarakat, pemilu kerap dijadikan ajang transaksional jual-beli suara dengan politik uang. Oleh karena itu, sebelum hari pemungutan suara mendekat, KPK akan gencar menyosialisasikan film pendek itu. Ia berharap nilai-nilai yang disampaikan di film itu dapat mengetuk hati para pemilih terutama pemilih muda.
”Kami tidak akan berhenti dan kita tidak pernah bosan untuk menggunakan media ini untuk mengajak mencoba menolak praktik-praktik politik ini. Kami berharap banyak karena ini segmennya generasi muda,” kata Nawawi.
Natasya Yovita (22) menuturkan, melalui karyanya, ia mencoba menyampaikan isu pemberantasan korupsi khususnya suap yang dikaitkan dengan Pemilu 2024. Secara umum, Kronik Puriwicara menceritakan tentang potongan peristiwa di sebuah kerajaan yang menjunjung tinggi musyawarah.
”Kami juga ingin menyampaikan kepada teman-teman generasi muda agar tidak golput saat pemilu mendatang,” katanya.
Baca juga: KPK Temukan Potensi Korupsi pada Industri Pariwisata
Masih mahasiswa
Film diproduksi oleh kru yang mayoritas masih duduk di bangku mahasiswa. Konsepnya berasal dari Barbie Parodi atau adegan dengan suara khas mirip boneka Barbie. Produksi film memakan waktu dua hari dengan menghabiskan dana Rp 30 juta.
”Kami juga mengangkat ide bahwa sudah banyak perempuan yang terjun ke dunia politik, tetapi masih banyak yang dianggap tidak layak jadi pemimpin. Padahal, mereka sebenarnya bisa,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana mengatakan, pada tahun ini ada 677 proposal film pendek yang masuk ke KPK. Hanya lima naskah film terbaik yang dipilih Dewan Juri dan mendapatkan pendanaan dari KPK.
Kelima film itu, antara lain, Ada yang Salah dengan Cinta, Galatiak, Ino To Kodiho, Kronik Puriwicara, dan Hitler Mati di Surabaya. Film berjudul Hitler Mati di Surabaya juga berhasil memenangi kategori film pendek untuk ide cerita yang diangkat.
Adapun kategori lain adalah film pendek fiksi, yaitu film yang sudah diproduksi oleh pihak ketiga, lalu didaftarkan untuk dilombakan pada tema yang sudah ditentukan. Pemenang kategori film pendek fiksi terbaik ide cerita itu adalah film berjudul Pelat Merah yang dibuat oleh Biro Perekonomian Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Adapun pemenang film pendek fiksi kategori film terbaik berjudul Air Mata Penyesalan yang diproduksi oleh Sinema Media Kreasi Bekasi.
”Ada total 340 film pendek yang masuk dan dikirimkan dari seluruh Indonesia,” kata Wawan.
Melalui tema besar ”Suaramu, Suara Kita, Suara Nurani”, KPK seolah ingin mengajak untuk menolak serangan fajar sebelum pemilu menjelang....
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saat KPK Ajak Tolak Politik Uang lewat Film... - kompas.id"
Posting Komentar