JawaPos.com - Di tengah penulisan film pertamanya, Bagus tiba-tiba ’’macet”. Tidak ada ide yang menggelitik. Hingga dia tak sengaja bertemu teman lamanya sejak SMA, Hana. Pertemuan tersebut memantik Bagus untuk kembali menulis. Tanpa disadari, hal itu mengantar mereka pada hal-hal di luar rencana.
Hana (Nirina Zubir) masih berduka setelah suaminya berpulang. Namun, hidup harus berjalan. Dia melangsungkan bisnis florist dengan salah seorang keluarga kepercayaannya. Di tengah kegiatannya, dia tiba-tiba bertemu Bagus (Ringgo Agus Rahman), sahabatnya yang kini menjadi penulis skenario. Sama seperti Hana, Bagus sedang berada di titik suram.
Untuk kali pertama Bagus mendapat kesempatan menggarap film orisinal dari Yoram (Alex Abbad), seorang produser spesialis blockbuster. Dia akhirnya diizinkan menulis dan membesut ceritanya sendiri. Tapi, penulisan untuk proyek spesial itu macet. Padahal, tenggat waktu untuk produksi makin dekat.
Berawal dari reuni tak sengaja itu, Bagus dan Hana sering bertukar cerita. Hana pun dengan terbuka menceritakan beratnya menjalani hidup setelah ditinggal suami. Kisah tersebut segera jadi pancingan premis untuk naskah film Bagus, Jatuh Cinta seperti di Film-Film. Naskah hingga konsep produksi dengan cepat dia siapkan.
Kerja keras itu pun terbayar. Cheline (Sheila Dara Aisha) dan Dion (Dion Wiyoko), pasangan editor-aktor yang juga sahabat Bagus, memberikan respons apik. Yoram pun akhirnya memberi lampu hijau meski harus melalui adu argumen lantaran Bagus sangat kukuh dengan konsep film hitam-putih, yang dinilai Yoram bakal sulit diterima pasar.
Produksi dimulai. Bagus dan Yoram memercayakan dua peran utama kepada Dion dan Julie (Julie Estelle). Tapi, hal itu justru memunculkan masalah baru. Cerita yang dianggap Bagus bakal memenangkan hati Hana justru ditentang si pemilik kisah. Dia merasa, kesedihan dan cerita personalnya dimanfaatkan tanpa izin.
Di Jatuh Cinta seperti di Film-Film atau Jesedef, penonton bakal mendapat pengalaman menonton yang segar. Nyaris 80 persen film hitam-putih. Ceritanya dituturkan dengan gaya metacinema. Penulis sekaligus sutradara Yandy Laurens menyuguhkan satire hingga kisah di balik layar penggarapan sebuah film.
Baca Juga: Kasus Monkeypox Tembus Angka 62 Kasus di Indonesia
Jesedef juga mengulas cerita cinta di usia dewasa lewat tokoh Bagus-Hana. Kedua tokoh tidak punya banyak momen gemas, layaknya film romcom pada umumnya. Nirina dan Ringgo sukses mengeksekusi dialog panjang tanpa kehilangan emosi, apalagi membosankan. Celetukan pasangan Cheline-Dion serta kemunculan Julie juga jadi ’’pelega” tanpa terkesan maksa.
Bagi Nirina dan Ringgo, Jesedef adalah obat yang membuat mereka kembali mencintai dunia akting. Keduanya mengaku sempat ’’melekat” dengan genre komedi sehingga dinilai sebagai aktor spesialis komedi. Mereka jarang mendapat peran yang serius atau punya porsi drama besar.
’’Gue sempat ngilang, mencoba hal baru karena bosan (dengan anggapan itu). Tapi, saat bertemu Yandy dan film ini, gue bersyukur masih diberi kesempatan buat jatuh cinta lagi dengan dunia seni peran,” ujar Ringgo.
Yandy yang banyak dikenal lewat karya web series mengungkapkan, Jesedef berusaha menampilkan realitas dengan bersahaja. Baik dalam hal cinta maupun di balik layar produksi film. Dia menilai, film yang rilis mulai akhir November lalu tersebut punya pesan: kalau cinta, ungkapkan saja.
’’Ceritanya diungkap lewat couple yang apa adanya, tanpa berusaha bigger than life. Saya yakin, kalau penceritaan apa adanya, akan makin terasa rasa cintanya,” imbuhnya. (fam/c6/ayi)
baca dong https://news.google.com/rss/articles/CBMicWh0dHBzOi8vd3d3Lmphd2Fwb3MuY29tL211c2ljLW1vdmllLzAxMzM2MzY0MC9qYXR1aC1jaW50YS1zZXBlcnRpLWRpLWZpbG0tZmlsbS1jZXJpdGEtaGl0YW0tcHV0aWgteWFuZy1rYXlhLXdhcm5h0gF1aHR0cHM6Ly93d3cuamF3YXBvcy5jb20vbXVzaWMtbW92aWUvYW1wLzAxMzM2MzY0MC9qYXR1aC1jaW50YS1zZXBlcnRpLWRpLWZpbG0tZmlsbS1jZXJpdGEtaGl0YW0tcHV0aWgteWFuZy1rYXlhLXdhcm5h?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jatuh Cinta seperti di Film-Film, Cerita Hitam Putih yang Kaya Warna - Jawa Pos - JawaPos"
Posting Komentar