ScarJo Ogah Main Film dari Uang Mohammed bin Salman

Jakarta, CNN Indonesia -- Aktris Scarlett Johansson dikabarkan pernah menolak mentah-mentah tawaran Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman dalam film terbarunya.

Dalam film yang belum berjudul tersebut, ScarJo akan memerankan sosok jurnalis foto peraih penghargaan Pulitzer, Lynsey Addario.

Penolakan ScarJo itu diketahui dari perbincangan Addario dengan Nicholas Kristof dari New York Times, Selasa (23/10).

Dalam perbincangan yang disiarkan di Facebook tersebut, Addario mengungkapkan semula ScarJo tampak tak masalah saat bergabung dengan proyek Warner Bros itu.

Namun begitu mengetahui adanya tawaran pendanaan dari sosok yang disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi itu, ScarJo menyatakan keberatannya.

"Scarlett Johansson mengatakan 'tentu saja tidak'," kata Addario. "Pria itu mengekalkan perang di Yaman. Dia memenjarakan wanita,"

"Itu sebelum ada kasus Khashoghi," kata Addario. "Ketika dia menjadi salah satu dari sejumlah orang yang ingin mendanai film tersebut,"

[Gambas:Videofb]

Addario kemudian melanjutkan bahwa dirinya belum pernah bertemu dengan sang pangeran secara pribadi. Namun instingnya menyebut ada udang di balik batu dari niatan si pangeran itu.

"Yang saya rasakan mungkin ia ingin terlibat dalam kampanye lembut dari film ini. Dan faktanya bahwa dia ingin menunjukkan kepada Barat bahwa dirinya bergabung dengan Hollywood, dia bergabung dengan hal-hal yang 'baik' dari Barat," kata Addario.

"Apakah saya ingin dia memiliki keterikatan dengan film ini? Tentu saja tidak. Dan bersyukurnya, tidak jadi." lanjutnya.

Lynsey Addario dikenal sebagai jurnalis foto yang berani. Ia kerap mengambil gambar ciamik bernuansa humanis di tempat-tempat yang berbahaya.

Dirinya juga pernah mengalami peleceha seksual oleh tentara pro-Pemerintah Libia, dan dipaksa untuk melepaskan pakaiannya dan menjadi sasaran pencarian fisik oleh militer Israel.

Film itu sendiri diangkat dari memoar Addario yang berisi banyak karya-karya humanisnya, It's What I Do.

Di sisi lain, Pangeran Mohammed bin Salman menjadi sorotan bukan hanya karena ide-ide revolusionernya membawa Arab Saudi menjadi lebih moderat, tapi juga terseret dalam kasus kematian jurnalis asal Saudi, Jamal Khashoggi. (end)