Search

Mengintip Emansipasi Mama-mama Papua Lewat Film

Bali, CNN Indonesia -- "Kami juga ingin ikut patroli seperti bapak-bapak, kami mamak-mamak juga ingin bantu jaga sumber daya alam di tanah kami."

Kalimat itu menjadi narasi penutup film berjudul Perempuan: Marine Conservation Effort in Raja Ampat, West Papua. Film pendek berdurasi 8 menit itu mengetengahkan kisah para perempuan atau mama-mama di Papua Barat, yang mencoba mendobrak tradisi dan norma kaum hawa yang biasanya hanya pasif dan berkutat pada urusan rumah tangga saja.

Film itu diambil dengan sudut pandang penceritaan dengan wawancara beberapa orang. Mereka yang menjadi tokoh utama adalah sejumlah perempuan di kawasan Raja Ampat, yang kebanyakan merupakan istri dari para petugas patroli dan penjaga pulau serta hiu.

Sang pembuat, Meity Mongdong ingin memperlihatkan emansipasi mama-mama Papua yang juga bisa mencari nafkah sambil merawat lingkungan.

"Kami ingin menunjukan bahwa di tanah yang man domination, di Papua itu perempuan juga punya peran. Bahwa perempuan punya keinginan untuk ikut menjaga wilayah, menjaga sumber daya alam dan juga membantu para pria ini mencari nafkah," kata Meity ditemui di Museum Pasifika, Nusa Dua, Bali usai menghadiri pemutaran film dalam rangkaian acara Our Ocean Conference, akhir pekan lalu.

Meity yang merupakan Senior Manager Conservation International Indonesia mengatakan tidak perlu waktu lama memproduksi film itu. Pembuatan tidak sampai sebulan pada Februari lalu. Dia bahkan tak melibatkan banyak orang dalam prosesnya.

Meity hendak menyuguhkan kisah para mama di Papua kini mempunyai kehidupan layak, dan bisa berkontribusi lebih. Bahkan kegiatan para mamak ini menurut Meity telah berjalan kurang lebih tiga tahun.

"Mereka, para mama ini memiliki peranan penting menjaga wilayah Raja Ampat, itu yang kami coba perlihatkan, sudah tiga tahunan mereka menikmati peran sebagai perempuan tangguh," kata Meity.

"Proses pembuatannya memang tidak begitu lama, yang kami tunjukan pun memang keseharian para mamak ini," lanjut Meity.

Dalam film itu, Meity memperlihatkan aktivitas  mama mulai dari membuat sagu hingga mengolah minyak kelapa menjadi sabun batangan. Hasilnya mereka jual dan keuntungannya dibagi rata.

"Uangnya dari hasil sabun batang ini kebanyakan disumbangkan untuk gereja, sebagian mereka belikan kacang hijau untuk makan anak-anak mereka," kata Meity.

Dalam adegan lain memperlihatkan ketangguhan para mama ketika menghadapi para pemancing hiu ilegal di kawasan Raja Ampat. 

Digambarkan pula ketika para mama ikut berpatroli bersama suami mereka, dengan menaiki perahu kayu mengusir para pemancing hiu ilegal.

"Sebab ketika ada pria yang mancing hiu, diomeli perempuan akan lebih malu. Lagi mama-mama itu biasanya tampak lebih garang dari pria, so women can do anything," kata Meity. (ayp)

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181028143437-269-342061/mengintip-emansipasi-mama-mama-papua-lewat-film

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengintip Emansipasi Mama-mama Papua Lewat Film"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.