JAKARTA, KOMPAS.com - Film Aruna dan Lidahnya sudah tayang di jaringan bioskop Indonesia sejak 27 September 2018. Aruna dan Lidahnya merupakan film adaptasi lepas dari novel karangan Laksmi Pamuntjak berjudul sama yang disutradarai oleh Edwin.
Kisahnya tentang Aruna, seorang perempuan lajang berumur pertengahan 30 tahun. Ia bekerja sebagai ahli wabah yang punya ketertarikan dengan makanan.
Suatu hari, Aruna ditugaskan untuk menginvestigasi kasus flu burung yang merebak di beberapa tempat di Indonesia. Ia lalu mengajak sahabatnya Bono (Nicholas Saputra), koki profesional yang ingin menemukan resep-resep autentik kuliner Indonesia.
Lalu, ada Nad (Hannah Al Rashid) yang merupakan kritikus kuliner yang berniat menulis buku. Dalam perjalanan mengeksplorasi masakan nusantara, mereka bertiga bertemu Farish (Oka Antara), mantan rekan satu kantor Aruna.
Dari cerita singkat itu, ada beberapa rangkuman menarik seputar cerita film garapan rumah produksi Palari Films tersebut.
1. Aruna dan Mimpinya
Dalam film, ada dua adegan yang menampilkan mimpi Aruna. Pertama ketika Aruna membuka kulkas untuk mencicipi jeruk nipis, lalu ketika dia meminum air pantai.
Di kedua mimpi tersebut, Aruna mengecap rasa yang tidak seharusnya ada. Sesudah kedua adegan itu, Aruna mengalami kesialan. Terutama berhubungan dengan Farish. Apakah ini penyebab lidah Aruna tidak dapat berfungsi dengan baik di sepanjang perjalanan?
Baca juga: Sri Mulyani: Aruna dan Lidahnya Beri Pelajaran Tanpa Menggurui
2. Aruna dan Catur
Di satu kesempatan di Singkawang, Aruna dan Farish makan Choi Pan. Lalu pembicaraan mengalir dari keduanya, tentu masih seputar makanan.
Aruna bercerita kalau ia pernah makan buah catur ketika masih kecil. Ternyata pengalaman ini benar terjadi di hidup Dian Sastrowardoyo. Maka menjadikan adegan ini makin terasa natural.
3. Misteri Pak Musa
Salah satu pertanyaan terbesar di film adalah keberadaan Pak Musa. Beliau pertama diperkenalkan terbaring di rumah sakit lalu dijenguk oleh Aruna dan Farish.
Uniknya, ketika Bono dan Nad tersesat di pelabuhan Surabaya, mereka bertemu dengan sosok mirip Pak Musa yang mengajak masuk ke kapal yang menjadi klub dangdut.
Di atas kapal tersebut juga dapat dilihat Pak Musa joget dengan perempuan yang tampak seperti istri di fotonya. Tak lama, Pak Musa yang terbaring di rumah sakit dikabarkan meninggal.
Baca juga: 10 Makanan Nusantara yang Disantap di Film Aruna dan Lidahnya
4. Kehadiran Pakar dan Pencinta Kuliner
Dalam film yang diangkat dari novel seorang penulis kuliner rasanya tidak lengkap kalau tidak memuat cameo dari sesama pencinta kuliner.
Di akhir film ada William Wongso dan Ade Putri tampak mendengarkan Bono yang menjelaskan makanan yang dihidangkannya. Selain itu jika jeli dapat juga dilihat orang-orang lain dari dunia kuliner, bahkan termasuk Laksmi Pamuntjak, sang penulis novelnya.
5. Hubungan Nad dan Farish
Sebagai film yang memuat persahabatan orang dewasa dengan bumbu romansa, film ini makin berwarna dengan hubungan yang dibangun antara Nad dan Farish.
Keduanya dikenalkan Aruna di awal perjalanan. Lalu keduanya terhubung karena sebuah kebetulan, yakni mengalami nasib yang sama sebagai seseorang yang mencinta dalam keadaan yang salah.
Mereka bukan sahabat, mereka tak saling jatuh cinta, tapi dengan basis pengalaman yang sama mereka saling mengerti. Nad sudah menerima kalau dia ditakdirkan menjalani percintaan semacam itu, sementara Farish masih berusaha menyembunyikannya.
Perlahan Nad membantu Farish jujur pada dirinya sendiri, walau secara tidak langsung. Bisa dibilang hubungan macam ini jarang ditampilkan di layar lebar Indonesia.
Baca juga: Para Pemeran Aruna dan Lidahnya Tak Berniat Ikuti Jejak Filosofi Kopi
baca dong https://entertainment.kompas.com/read/2018/10/01/192509710/5-adegan-menarik-dalam-film-aruna-dan-lidahnyaBagikan Berita Ini
0 Response to "5 Adegan Menarik dalam Film Aruna dan Lidahnya"
Posting Komentar