JAKARTA, KOMPAS — Komite Film memandang penting untuk membangun platform guna meningkatkan obrolan sesama penggemar film, sekaligus diskursus kritis, dan mengupayakan pengetahuan publik seputar sinema. Hal tersebut diharapkan mampu menghapus pandangan bahwa kritik atau diskusi mengenai film bukan untuk mencari kesalahan, memaki, atau hanya komentar singkat setelah peninjauan.
Menurut Ketua Komite Film DKJ Ekky Imanjaya, penting untuk membangun platform peningkatan obrolan dan mengkritisi film sesama penggemar film tanpa memaki dan mencela. Oleh sebab itu, Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023 dapat menjadi wadah penulisan kritik film bagi publik dan pencinta film nasional untuk dapat memperkaya khazanah penulisan kritik film Tanah Air.
Pada Malam Penutupan DKJ Fest 2023, Rabu (5/7/2023), Komite Film Dewan Kesenian Jakarta memberikan hadiah bagi para pemenang Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023. Tahun ini merupakan kali pertama sayembara tersebut digelar. Sayembara ini dibuka sejak 7 April 2023 sampai 26 Mei 2023 lalu.
Baca juga: DKJ Fest 2023, Upaya Merebut Kembali Ruang Seni
Komite Film DKJ mempercayakan proses penjurian kepada lima anggota Pengkaji Film Indonesia, yakni Erina Adeline Tandian, Debby Dwi Elsha, Hariyadi, Dyah Ayu Wiwid Sintowoko, dan Heri Purwoko. Selain itu, ada tiga anggota dewan juri utama, yaitu Seno Gumira Ajidarma (penulis dan akademisi), Eric Sasono (peneliti independen), dan Yulia Evina Bhara (produser film) untuk menilai dan memilih karya kritik film terbaik.
Menurut Eric Sasono, kritik film yang masuk dalam penilaian juri berhasil menghapus pandangan bahwa kritik itu hanya mencari kesalahan, memaki, atau hanya komentar singkat setelah peninjauan. Kritik film di sini berhasil secara kuat menjadi sub-genre dari esai yang menghadirkan diri secara meyakinkan pada sayembara tahun ini.
Tulisan-tulisan yang dinilai juga berhasil menampakkan bahwa kritik terhadap film-film yang dibuat di masa lalu bisa dianalisis dengan cara pandang baru. Beberapa tulisan juga menampakkan bahwa kritik tidak melulu tentang kajian teoretis yang hanya ”meminjam” film, tetapi benar-benar melalui filmnya terlebih dulu.
Sementara itu, Seno mengatakan, terdapat keragaman, baik dari segi gaya penulisan maupun dari temuan nilai pada film yang dibahas. Dalam keragaman itu, juri cukup kesulitan untuk menilai apa yang dianggap bagus.
Aspek komunikatif juga penting bagi perkembangan kritik itu sendiri.
Namun, pada akhirnya, salah satu yang menjadi penilaian penting adalah aspek komunikasi atau keterbacaan. Aspek komunikatif juga penting bagi perkembangan kritik itu sendiri. Walaupun tidak seluruhnya, hal tersebut telah tampak di beberapa tulisan.
Publik antusias kritik film
Pada gelaran Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023, komite film melihat antusias publik yang luar biasa. Secara total, mereka menerima 702 karya dari seluruh wilayah di Indonesia. Kemudian, dari total 702 karya tersebut, mengerucut menjadi 31 karya terbaik yang dinilai oleh lima anggota pengkaji film Indonesia.
Setelah itu, karya kembali dikerucutkan oleh tiga dewan juri utama. Mereka memilih 10 besar karya terbaik, lalu mengerucutnya menjadi tiga besar. Selain itu, dewan juri juga memilih satu karya yang paling menyentuh perhatian. Lebih lanjut, 10 karya terbaik akan dibukukan oleh komite film Dewan Kesenian Jakarta dalam bentuk buku digital (e-book).
Baca juga: Ide Akhir Pekan, Pameran DKJ Fest 2023
Pemenang pertama diraih Catra Wardhana dari Yogyakarta dengan karya berjudul ”Pintu Terlarang: Mengurai Trauma melalui Estetika Queer”. Selanjutnya, pemenang kedua ialah karya berjudul ”Skinned Performance: Body Horror Perempuan dalam Impetigore karya Joko Anwar” oleh Anton Sutandio (Bandung), serta pemenang ketiga ialah karya Nurul Mizan Asyuni (Makassar) berjudul ”Melihat Jendral dari Bawah: Analisis Struktur Naratif dan Sinematografi Film Autobiography”. Selain itu, terdapat satu karya yang menyentuh perhatian dewan juri, yakni karya Moses Parlindungan Ompusunggu (Jakarta) yang berjudul “You and I: Bukti Kemenangan Seni atas AI”.
Dalam Malam Penutupan DKJ Fest 2023, Komite Tari DKJ turut mempersembahkan ”Unboxing Tari Lecture Performance” dengan menampilkan Melati Suryodarmo dalam karya berjudul ”Unpacked No. 3”. Pada pertunjukan ini, Melati menghadirkan relasi-relasi spesifik antara pemikiran subyektif dan khazanah tradisi dalam konteks kebudayaan umumnya.
Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti Kami mengatakan bahwa tidak akan mungkin bisa menyelenggarakan acara DKJ Fest 2023 tanpa dukungan begitu banyak pihak. Ia berharap, DKJ Fest terus dapat menguatkan ekosistem seni dan menjaga kepentingan seni publik di Jakarta.
Sementara itu, DKJ Fest 2023 merupakan rangkaian program dari Komite Tari, Komite Film, dan Komite Seni Rupa DKJ. Tahun ini, DKJ Fest mengambil tema ”Kelindan: Meretas Kahar Ekosistem Seni” yang akan berlangsung hingga 7 Juli 2023.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Karya Tulis Jadi Ruang Kritik Film Tanpa Mencela - kompas.id"
Posting Komentar