University of California, Los Angeles menganalisis data film dan televisi pada 2016. Setidaknya ada 200 film yang dianalisis, termasuk Captain America: Civil War dan Suicide Squad. Kedua film itu dianggap punya lebih dari satu per lima pemain dari minoritas.
Kenyataannya, film-film itu menghasilkan lebih banyak uang secara global dibanding film yang hanya mengutamakan aktor kulit putih. Hasil studi itu lantas mematahkan anggapan bahwa keberagaman tidak akan lagu di box office global.
"Temuan kami mengungkapkan bahwa, tidak peduli apa pun rasnya, penonton ingin melihat keberagaman di layar," kata Ana-Christina Ramon, salah satu penggagas studi itu, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Temuan studi itu didukung kesuksesan Black Panther dan Get Out. Keduanya mengedepankan tema rasialisme dan dikenal karena menggunakan aktor utama kulit hitam. Sutradara dan penulisnya pun berkulit hitam. Buktinya, keduanya sukses besar.
Black Panther menghasilkan US$400 juta di Amerika Utara dan US$304 juta dari global. Get Out masuk nominasi Golden Globes dan Oscar tahun ini karena ceritanya yang unik.
Bukan hanya film bertema ras, karya yang mengangkat minoritas seperti keperempuanan pun lebih dihargai. Wonder Woman yang menampilkan pahlawan super perempuan dan disutradarai seorang perempuan, menghasilkan lebih dari US$821 juta total global dan domestik.
Lady Bird yang juga disutradarai seorang perempuan pun masuk nominasi Oscar.
Keberagaman yang dicari penonton, jika itu soal ras, yakni film yang merepresentasikan kulit hitam, Latin, serta Asia. Jika setidaknya mereka merepresentasikan 21 persen dari pemain secara keseluruhan, penjualan tiket film itu meningkat, menurut studi.
Film box office yang merepresentasikan 21 hingga 30 persen minoritas di kalangan pemainnya, meraih rata-rata US$179,2 juta. Sementara film yang representasi minoritasnya kurang dari lima persen gagal menyentuh rata-rata US$40 juta bahkan secara global.
Mengutip Reuters, studi itu juga menemukan bahwa enam dari 10 program televisi di Amerika Serikat pada 2016 hanya punya kurang dari 21 persen representasi minoritas.
Keberagaman menjadi perbincangan di Hollywood belakangan. Film-film diminta menampilkan kelompok minoritas. Keanggotaan panitia Oscar pun dibuat lebih beragam. Studi yang sama menemukan representasi minoritas meningkat sepanjang 2015 dan 2016, namun tidak merata. (rsa)
baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180228114046-220-279360/studi-film-dengan-keberagaman-lebih-laris-di-box-officeBagikan Berita Ini
0 Response to "Studi: Film dengan Keberagaman Lebih Laris di Box Office"
Posting Komentar