Sejak 2008 tahta film terlaris dipegang Laskar Pelangi dengan perolehan 4,7 juta penonton. Setelah lebih dari sewindu, baru tahun lalu posisi tersebut berhasil digantikan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 dengan 6,8 juta penonton. Tahun ini ada Dilan 1990 yang hampir menyusul posisi tersebut dengan 5,8 juta penonton setelah sebulan penayangannya.
Hanya saja, menurut siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, pertumbuhan itu tidak diiringi dengan keseimbangan tema film. Dalam lima tahun terakhir, dari hampir 500 judul film yang diproduksi, jumlah film anak-anak tidak lebih dari 15 judul.
Bahkan, berdasarkan data 10 besar perolehan jumlah penonton periode 2007-2018 yang dihimpun filmindonesia.or.id, hanya ada satu film anak-anak, yaitu Laskar Pelangi. Untungnya film itu berhasil menduduki urutan ketiga film dengan jumlah penonton terbanyak.
Tetap saja, data itu menunjukkan minimnya tontonan untuk anak-anak di bioskop.
"Kondisi ini tentu membuat prihatin, namun sekaligus memicu keinginan saya untuk kembali mempersembahkan karya baru untuk anak-anak Indonesia," tutur Mira Lesmana, produser film.
"Industri perfilman semakin ramai dengan film-film berkualitas dan memiliki pencapaian prestasi yang luar biasa. Saya ingin film anak-anak pun demikian," lanjutnya.
Mira juga produser Laskar Pelangi, film anak-anak terlaris. Kini, kondisi yang kekurangan film anak-anak membuatnya dan sutradara Riri Riza membuat karya baru, Kulari Ke Pantai.
Mira menyebutkan, film itu akan membawa anak-anak dan keluarga menjelajah Pulau Jawa sepanjang lebih dari 1.000 kilometer melalui sebuah perjalanan darat yang mengasyikkan dan penuh kejutan. Dari Jakarta, Banyuwangi, bahkan ke Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur.
Poster film Kulari ke Pantai yang akan diproduseri Mira Lesmana. (Miles Films) |
Kulari ke Pantai sudah menemukan pemeran. Rencananya, Maret mendatang produksi akan dimulai. Menurut keterangan Riri, film itu direncanakan tayang pertengahan tahun ini. Kulari ke Pantai akan menjadi satu dari sedikit film anak dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, ada Naura dan Genk Juara yang rilis tahun lalu. Sepanjang 2016 ke belakang, setidaknya sampai 2012, tidak banyak film anak-anak.
Pada 2012 ada Ambilkan Bulan, Rumah di Seribu Ombak, Jendral Kancil, dan Di Timur Matahari. Sebelumnya, Garuda di Dadaku 2 dan Lima Elang menjadi film anak-anak yang sempat menghiasi tahun 2011.
Selisih dua tahun sebelumnya, pada 2009, ada King dan Garuda di Dadaku. Baru Laskar Pelangi menjadi fenomena pada 2008. Film anak lain yang patut diingat termasuk Denias, Senandung di Atas Awan (2006), Joshua Oh Joshua (2001) serta Petualangan Sherina (2000). (rsa)
baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180223112150-220-278283/mira-lesmana-prihatin-indonesia-kekurangan-film-anak-anakBagikan Berita Ini
0 Response to "Mira Lesmana Prihatin Indonesia Kekurangan Film Anak-anak"
Posting Komentar