Review Film, oleh Banu Adikara
JawaPos.com - Entah sudah berapa kali Hollywood menghadirkan film dengan suguhan dunia modern yang berpadu dengan dunia prasejarah. Seperti apapun plot ceritanya, pada akhirnya bisa ditebak bahwa para lakon utamanya harus mencari cara untuk meloloskan diri dari kejaran hewan purba dan kembali ke peradaban manusia.
Formula seperti ini, sesungguhnya, sudah sangat kuno dan membosankan meskipun dibalut dengan keseruan adegan aksi di dalamnya. 65 adalah sebuah film yang terjebak dengan formula tadi.
Disutradarai oleh Scott Beck dan Bryan Woods dan diproduseri sosok yang sudah malang melintang di film ber-genre sci-fi thriller Sam Raimi, 65 harus diakui bukanlah sebuah karya yang hadir dengan sesuatu yang baru.
Alih-alih menyajikan jalan cerita yang kreatif, penonton harus menyaksikan perjuangan aktor Adam Driver dan aktris cilik Ariana Greenblatt dalam sebuah petualangan yang menegangkan tapi menjemukan.
65 mengambil latar bumi di masa 65 juta tahun silam. Kala itu, bumi dan segala isinya masih dikuasai oleh dinosaurus dan hewan-hewan purba lainnya.
Beralih ke sebuah planet lain bernama Somaris, hidup seorang pilot ekspedisi antariksa bernama Mills (Adam Driver) yang tengah berkutat dengan putrinya yang sedang mengidap penyakit mematikan.
Untuk mengumpulkan uang demi pengobatan sang anak, Mills harus menjalani ekspedisi selama dua tahun.
Dalam perjalanannya, seperti yang sudah bisa ditebak, pesawat yang dikendarai Mills ditabrak oleh meteor dan akhirnya jatuh ke bumi. Hampir seluruh penumpang di kapal tersebut mati, kecuali seorang bocah bernama Koa (Ariana Greenblatt).
Berbekal senjata-senjata canggih, Mills dan Koa pun bahu membahu untuk meninggalkan bumi dan kembali ke planet asal mereka.
Dari pemaparan di atas, sudah bisa diterka betapa 'malasnya' film ini. Tidak peduli siapa yang menyutradarai dan siapa para pemerannya, film yang sudah bisa ditebak jelas bukan film yang mengasyikkan untuk ditonton.
Untuk menambal cerita yang tidak kreatif, Scott Beck dan Bryan Woods mencoba 'menambal' 65 dengan adegan-adegan jumpscare dan pertarungan dengan para dinosaurus pemakan daging nan haus darah. Sebuah konsep usang yang seringkali menjadi 'cheat code' para sineas luar yang sulit untuk mengemas cerita menarik.
Sayangnya, lagi-lagi kedua sutradara tersebut kurang all out dalam menyuguhkannya. Sesi pertarungan dengan para dinosaurus terkesan diseksekusi terlalu terburu-buru, bahkan adegan pertarungan terakhirnya pun terasa sangat tidak klimaks.
baca dong https://news.google.com/rss/articles/CBMiemh0dHBzOi8vd3d3Lmphd2Fwb3MuY29tL2VudGVydGFpbm1lbnQvMDE1NTk1MzAvNjUtZmlsbS1iZXJsYXRhci1idW1pLXByYXNlamFyYWgtZGVuZ2FuLWZvcm11bGEteWFuZy10aWRhay1rYWxhaC1wcmFzZWphcmFo0gF-aHR0cHM6Ly93d3cuamF3YXBvcy5jb20vZW50ZXJ0YWlubWVudC9hbXAvMDE1NTk1MzAvNjUtZmlsbS1iZXJsYXRhci1idW1pLXByYXNlamFyYWgtZGVuZ2FuLWZvcm11bGEteWFuZy10aWRhay1rYWxhaC1wcmFzZWphcmFo?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "65: Film Berlatar Bumi Prasejarah dengan Formula yang Tidak Kalah 'Prasejarah' - Jawa Pos - JawaPos"
Posting Komentar