Search

Menilik Karakter Bu Tejo dalam Film "Tilik" Halaman all - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Film pendek berjudul Tilik yang disutradari oleh Wahyu Agung Prasetyo ramai diperbincangkan warganet.

Film "Tilik" yang merupakan garapan Ravacana Films bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY itu telah ditonton lebih dari 1 juta kali setelah diunggah melalui Youtube pada 17 Agustus 2020.

Salah satu karakter yang menarik perhatian publik adalah Bu Tejo.

Dalam film 'Tilik', Bu Tejo ikut dalam rombongan ibu-ibu untuk menjenguk Bu Lurah yang tengah dirawat di rumah sakit.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, banyak desas-desus yang disampaikan Bu Tejo kepada rombongan, khususnya terkait dengan Bu Lurah dan Dian.

Desas-desus itu didapatkan dari informasi di internet yang belum dikonfirmasi kebenarannya.

Baca juga: Ini Alasan Karakter Bu Tejo di Film Tilik Dibuat Sangat Nyinyir

Bagaimana melihat karakter Bu Tejo? Mengapa begitu menarik perhatian?

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus peneliti budaya populer Fajar Junaedi membedah karakter Bu Tejo dari perspektif kajian budaya.

Menurut dia, dialog antara Bu Tejo dengan warga lain di bak truk serta dialognya dengan polisi yang melakukan penilangan, merupakan representasi kehidupan keseharian dan memiliki nilai kepentingan.

"Misalnya Bu Tejo, punya kepentingan politik untuk mempromosikan suaminya menjadi calon kepala desa," kata Fajar kepada Kompas.com, Kamis (20/8/2020).

"Dengan menggunakan analisis relasi kuasa-pengetahuan dari Michel Foucault, film 'Tilik' menunjukkan bagaimana kuasa itu tersebar dan tidak terlembaga," lanjut dia.

Tangkapan layar karakter Bu Tejo dalam film Tilik yang viralscreenshoot Tangkapan layar karakter Bu Tejo dalam film Tilik yang viral

Dalam film Tilik, Bu Tejo tak mengelak ketika karakter Yu Ning menyinggung soal pencalonan suami Bu Tejo menjadi lurah.

Bu Tejo bahkan tak segan menyinggung kondisi rumah tangga Bu Lurah yang telah ditinggal suaminya.

"Ya kalau misal warga yang ingin mencalonkan suamiku untuk menjadi lurah ya aku tidak menolak. Sekarang pada mikir, Bu Lurah kan udah sering sakit, hidup sendiri, punya anak satu ya enggak jelas, jadi sudah waktunya Bu Lurah berhenti," kata Bu Tejo pada menit ke 10:51.

"Kasian loh, sudah waktunya desa kita ini juga membutuhkan lurah yang cekatan dan tidak single. Kalau single, mengurusi hidupnya sendiri saja berat," tambah dia.

Fajar menyebut, karakter Bu Tejo terlihat berusaha untuk menyampaikan pengetahuan yang sesuai dengan kepentingan kuasanya.

Sementara, hal yang tidak sesuai dengan kepentingan kuasanya, seperti saat berdebat tentang Dian, dieksklusikan.

"Fenomena yang terjadi dalam kehidupan keseharian manusia dinarasikan dengan luar biasa dalam film itu," kata Fajar.

Menurut Fajar, saat berbicara mengenai informasi dari internet, ada relasi kuasa-pengetahuan yang terlihat dalam percakapan itu.

Dalam hal ini, Bu Tejo menerima informasi apa adanya dari internat dan menjadikannya sebagai klaim untuk kebenaran demi kepentingan politik.

"Di sini terjadi relasi kuasa dan pengetahuan dengan menggunakan informasi dari internet sebagai pengetahuan," ujar Fajar.

Baca juga: Trending Bu Tejo, Ini Cerita di Balik Perjalanan Film Tilik

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/20/153000665/menilik-karakter-bu-tejo-dalam-film-tilik-?page=all

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menilik Karakter Bu Tejo dalam Film "Tilik" Halaman all - KOMPAS.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.