Search

50% Pendapatan Film Bersumber Dari Pemutaran di Bioskop - Validnews

JAKARTA – Pembukaan kembali bioskop di Jakarta disambut hangat oleh sineas-sineas dalam negeri. Pasalnya, pemutaran film di bioskop selama ini menjadi sumber pendapatan terbesar dalam produksi sebuah film. Porsinya lebih dari 50% dari total pendapatan.

Sutradara Angga Dwimas Sasongko menyebutkan, porsi pendapatan dari bioskop merupakan yang terbesar. Hal ini berlaku bagi film yang memiliki rencana bisnis pemutaran di bioskop, berbeda dengan film yang diproduksi untuk langsung disiarkan di televisi (TV).

“Kalau sudah ditargetkan rilis di bioskop maka semua matrikulasinya akan sangat berpengaruh dengan pendapatan di bioskop,” kata Angga dalam diskusi bersama Podcast Cerita Orang Dalam, Jumat (28/8).

Angga mengakui selama berbulan-bulan ini industri perfilman telah melewati masa-masa berat. Baru bulan-bulan terakhir rumah produksi bisa kembali memproduksi film. Lebih lagi, sebagian besar pekerja film merupakan pekerja lepas yang tidak memiliki pekerjaan bila tidak ada kontrak.

Lebih lanjut Angga menjelaskan, meskipun saat ini ada banyak platform untuk mengakses film, pengalaman menonton di bioskop tidak bisa digantikan. Membawa sebuah film ke bioskop mengandung resonansi yang lebih besar disbanding yang ada di platform digital. Itu karena bioskop selalu menjadi jendela utama (first window).

“Kalau kita kehilangan first window, maka kita kehilangan sebuah potensi pendapatan. Memang bisa lewat window lain, tapi kita kehilangan window bioskop. Dengan kehilangan itu maka secara bisnis nilai film akan langsung turun,” papar Angga.

Konsekuensi dari menurunnya nilai film berdampak pada biaya produksi yang akan semakin kecil. Dengan biaya produksi kecil, maka kemampuan untuk menggaji orang akan semakin kecil.

Menurut Angga, jika bioskop tidak dibuka maka produser-produser akan berpikir ulang untuk produksi film lagi sampai bioskop dibuka. Pada kondisi itu, ada banyak orang yang akan kehilangan potensi pekerjaannya, bukan hanya pekerja lepasnya.

“Ada unit transportasi, sopir, penyewa mobil, atau katering. Katering juga bukan orang masak, tapi orang yang belanja, pasar tradisional, dan petani. Jadi bukan cuma persoalan kangen nonton di bioskop,” tutur Angga.

Angga sendiri baru saja menyelesaikan produksi film spin off dari film garapan yang sebelumnya Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) yang berjudul, Story of Kale. Film ini akan menjadi film produksi pandemi pertama yang akan rilis.

Dedi Kusuma Wijaya dari Tim Gubernur untuk Percepatan dan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta mengatakan, Pemprov DKI akan memastikan protokol kesehatan diterapkan saat pengunjung bioskop masuk, di dalam, dan keluar bioskop. Menurutnya, hal ini penting karena bioskop tidak akan dikunjungi bila tidak mampu menjamin kesehatan pengunjung.

“Walaupun pemerintah mengizinkan, tapi pemerintah dan pihak bioskop tidak menerapkan protokol kesehatan yang bagus, disiplin, dan konsisten, maka kostumer tidak akan datang karena takut.” Ungkapnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan membuka operasional bioskop. Hal ini merujuk pada kajian yang menyatakan risiko penularan di bioskop lebih sedikit ketimbang tempat tertutup lainnya karena tidak ada interaksi orang yang tidak dikenal di dalam. Saat ini, Pemprov DKI Jakarta tengah menggodok aturan lengkap mengenai operasional di bioskop. (Yanurisa Ananta)

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.validnews.id/50--Pendapatan-Film-Bersumber-Dari-Pemutaran-di-Bioskop-kmV

Bagikan Berita Ini

0 Response to "50% Pendapatan Film Bersumber Dari Pemutaran di Bioskop - Validnews"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.