Search

Ketika Hollywood Soroti Kebebasan Karya Film di China - Warta Ekonomi

WE Online, New York -

Organisasi nirlaba Pen America merilis sebuah laporan yang memperingatkan tentang efek jangka panjang penyensoran terhadap kebebasan berekspresi. Studi secara khusus menyoroti keputusan perusahaan produksi Hollywood melakukan sensor pada film yang tayang di China.

Pen America yang berkecimpung di bidang sastra dan hak asasi manusia, memaparkannya dalam laporan setebal 94 halaman. Organisasi merinci kasus di mana deretan studio dan sineas mengubah karakter, plot, dialog, atau latar cerita dalam upaya menghindari pertentangan dengan pemerintah China.

Baca Juga: Donnie Yen Siap Bintangi Sebuah Film Hollywood, Apa Itu?

Penulis utama laporan, James Tager, menyadari kontrol ketat pemerintah China atas perbedaan pendapat, pemikiran independen, dan kreativitas di negaranya. Wakil direktur penelitian dan kebijakan kebebasan berekspresi di Pen America itu khawatir keputusan China membentuk tontonan audiens global.

"Perpanjangan tangan penyensoran China yang didukung oleh insentif ekonomi yang luas telah menjangkau jauh ke Hollywood, membentuk persepsi, menanamkan kepekaan, dan membangun kembali batasan dari apa yang dapat ditunjukkan, dikatakan, dan diceritakan," kata Tager.

Melalui lusinan wawancara dan studi kasus, tim penulis menunjukkan banyak perubahan yang dipaksakan pada film sebelum rilis ke pasar China yang menguntungkan. Misalnya, penghapusan konten LGBT dari Bohemian Rhapsody, Star Trek: Beyond, Alien: Covenant, dan Cloud Atlas.

Adegan pembunuhan massal orang-orang China dihilangkan dari Skyfall dan Mission: Impossible III. Begitu pula salah satu karakter utama di Doctor Strange yang diubah dari Tibetan menjadi Celtic, demi menghindari risiko berkonflik atau tidak diterima miliaran penonton China.

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.wartaekonomi.co.id/read298373/ketika-hollywood-soroti-kebebasan-karya-film-di-china

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ketika Hollywood Soroti Kebebasan Karya Film di China - Warta Ekonomi"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.