Lima film dokumenter pendek itu dibuat di Jerman oleh lima sutradara Indonesia. Proses pengerjaan berlangsung selama kurang lebih tiga minggu di negara bagian berbeda. Kelima sutradara tersebut adalah Andrianus “Oetjoe” Merdhi (Sumte/Niedersachsen), Wahyu Utami Wati (Pellworm/Schleswig-Holstein), Bani Nasution (Leidingen/Saarland), Tunggul Banjaransari (Welzow/Brandenburg), dan Rahung Nasution (Wildpoldsried/Bayern). Mereka berkesempatan tinggal dan bekerja dalam lingkungan orang Jerman.
Film dokumenter “5 Desa” ini merupakan bagian dari proyek dokumenter berjudul “5 Pulau / 5 Desa”. Proyek 5 Pulau/5 Desa dikonsepkan dan diprakarsai oleh Goethe-Institut di Indonesia dan HFBK Hamburg (Hochschule für Bildende Künste Hamburg/Universitas Seni Hamburg). Pekerjaan ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan cara melihat periferi, jarak, waktu, dan pewaktuan melalui medium film dokumenter. Sedari mulanya proyek ini juga ingin mengalihkan perhatian kita dari kota-kota metropolis nan urban yang berada di Jerman dan Indonesia, sehingga kita pun bisa melihat kemajemukan kedua negara dan masyarakatnya.
Penayangan perdana “5 Desa” akan diadakan hari ini, Sabtu (5/5) pukul 14.30 di auditorium Goethe-Institut Indonesien, Jakarta Pusat. Ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Film Europe on Screen (EoS) 2018. Pemutaran film juga akan dihadiri oleh para sutradara.
EoS sendiri berlangsung selama 4-12 Mei 2018 di sejumlah venue di beberapa kota besar di seluruh Indonesia. Festival film tahunan tersebut menghadirkan puluhan film dari berbagai negara Eropa dan dapat ditonton secara gratis.
Editor : Flora L.Y. Barus
baca dong https://www.gatra.com/rubrik/hiburan/film/321162-film-dokumenter-5-desa-karya-5-sutradara-indonesia-selama-di-jerman-akan-tayang-perdana-hari-iniBagikan Berita Ini
0 Response to "Film Dokumenter 5 Desa karya 5 sutradara Indonesia selama di ..."
Posting Komentar