Search

Potret Guru Ngaji Indonesia Terangkum dalam Film Ini

DENGAN menaiki sepeda onthel, Mukri (Donny Damara) pulang setelah mengajar ngaji di salah satu rumah tetangganya. Gurat kelelahan terlihat di wajah Mukri. Hari itu, Mukri menyelesaikan dua pekerjaan, yakni menjadi badut di pasar malam dan menjadi guru ngaji.

Sampai di rumah, istri Mukri, Sophia (Dewi Irawan) menyambut dengan segala keluhan, terutama soal kondisi ekonomi keluarga. Seperti biasa, Mukri menanggapi keluhan Sophia dengan sabar. Mukri sadar, istri dan putra semata wayangnya, Ismail (Akinza Chavelier) menggantungkan hidup kepada dia.

 Ya, pekerjaan Mukri menjadi guru ngaji hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terkadang ada juga yang membayar Mukri hanya dengan bahan pokok. Padahal, keluarganya masih memiliki hutang kepada salah satu kerabat. Untuk itulah, Mukri juga bekerja sebagai badut di kelompok pasar malam milik Koh Alung (Verdi Solaiman).

Masalahnya, Mukri tak pernah bilang kepada istri dan anaknya kalau dia bekerja sebagai badut. Dia tak ingin keluarganya malu karena saat menjadi badut, Mukri menjadi bahan tertawaan anak-anak. Rahasia ini Mukri simpan rapat dari keluarga dan warga Desa Tempuran yang lain. Hanya Parmin (Ence Bagus), kawannya sesama badut yang tahu rahasia Mukri tersebut.

Namun, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga dialami Mukri. Suatu hari, Koh Alung memberi order kepada Mukri untuk tampil sebagai badut pada ulang tahun anak kepala desa (Tarzan).

Mukri bingung, karena ini merupakan kepala desanya di Tempuran. Persoalan Mukri makin pelik, karena kepala desa meminta Mukri untuk memimpin doa acara ulang tahun anaknya. Mukri dilema, karena honor yang lumayan sebagai badut lagi dibutuhkan dia dan Parmin.

Parmin butuh uang untuk membeli motor agar bisa mengajak pulang bersama perempuan idamannya, Rahma (Andania Suri). Selama ini Parmin selalu kalah oleh Yanto (Dodit Mulyanto) yang lebih agresif kepada Rahma. 

Akankah rahasia Mukri sebagai badut akan terbongkar?

Tak ada target, usaha terbaik

Mulai tayang Kamis, 22 Maret 2018, Guru Ngaji merupakan film drama dengan bumbu religi yang kental. Disutradarai Erwin Arnada dan ditulis Alim Sudio, film ini diproduksi Chanex Ridhall. Dalam durasi sekitar 104 menit, Guru Ngaji memberi pengalaman batin yang kaya kepada penontonnya.

Produser Rosa Rai Djalal mengungkapkan, ide film Guru Ngaji datang sejak 2016. Ketika itu, Rosa berdiskusi dengan sutradara Erwin Arnada. Menurut Rosa, dia mengangkat kisah guru ngaji karena melihat situasi yang terjadi masyarakat. Guru ngaji, kata Rosa, hampir selalu ada di lingkungan masyarakat. Namun, banyak di antara mereka yang kurang diperhatikan. Rosa menemukan banyak guru ngaji yang bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Film ini memotret kehidupan guru ngaji di Indonesia. Pada kenyataannya banyak di antara mereka yang harus melakukan pekerjaan sampingan, seperti menjadi loper koran, tukang ojek, dan badut seperti di film ini. Lewat film ini, kami ingin mengapresiasi profesi guru ngaji," tutur Rosa seusai pemutaran perdana Guru Ngaji di Cihampelas Walk Jalan Cihampelas Kota Bandung, Sabtu 17 Maret 2018.

Rosa menyebutkan, film Guru Ngaji yang menyorot soal keikhlasan, kejujuran, dan toleransi ini melakoni shooting tiga minggu di Boyolali dan Sukoharjo, Jawa Tengah. Shooting dilakukan satu tahun lalu dan kebetulan mereka menemukan kelompok pasar malam yang sedang merapat di salah satu desa dekat lokasi shooting. Setelah persiapan selama satu tahun, shooting berjalan lancar.

"Sebagai produser saya enggak berani target apa-apa. Yang penting, kami sudah berusaha maksimal untuk memberikan yang terbaik," ujar Rosa.

Aktris Dewi Irawan yang menjadi Sopiah mengungkapkan, dia menerima tawaran main di Guru Ngaji karena naskahnya yang bagus dan sarat pesan moral. Pada prosesnya, Dewi mengubah sedikit karakter Sopiah. Dia menginterpretasi karakter Sopiah berdasarkan naskah kemudian menyelaraskan dengan sosok Sopiah yang tertulis di naskah.

"Saat pendalaman karakter saya kasih ide. Sebelum shooting, saya juga banyak diskusi dengan para lawan main dan sutradara. Saya selaraskan karakter berdasarkan interpretasi saya. Hal ini untuk menghindari kisahnya jadi monoton karena konfliknya kurang tajam," ungkap Dewi yang meraih Piala Citra pada 2014.

Sementara Ence Bagus yang berperan sebagai Parmin menyebutkan, kendati judul filmnya Guru Ngaji, tapi penonton akan mendapat banyak cerita di dalamnya. Menurut Ence, pesan yang disampaikan tidak menggurui penonton.

"Jangan khawatir, isi filmnya bukan tentang orang mengaji di sepanjang film. Penonton akan mendapat sedihnya, harunya, dan lucunya dari film ini," ujar Ence.*** 

Let's block ads! (Why?)

baca dong http://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2018/03/18/potret-guru-ngaji-indonesia-terangkum-dalam-film-ini-421475

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Potret Guru Ngaji Indonesia Terangkum dalam Film Ini"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.