Search

Isle of Dogs layak menjadi film stop-motion terbaik

Pecinta kucing mungkin tidak akan tertarik dengan film ini. Sebab, meskipun kucing tidak tampil sebagai karakter dalam karya termutakhir sutradara Wes Anderson, Isle of Dogs, pemilik kucing digambarkan sebagai sosok yang jahat.

Melalui karakter Walikota Kobayashi, pemimpin korup kota Megasaki ini dikisahkan bertekad untuk menciptakan dunia tanpa anjing.

Film animasi stop-motion kedua Anderson dengan setting di Jepang pada masa depan ini punya premis kelam.

Populasi anjing telah mencapai taraf yang menyesakkan, flu anjing mengerikan bagi penduduk Megasaki, dan wali kota memerintahkan semua anjing dikumpulkan dan dipenjarakan di Pulau Sampah yang dijuluki Isle of Dogs.

Enam bulan kemudian, anak yatim piatu berusia 12 tahun, Atari, menerbangkan pesawat dan jatuh di pulau itu saat ia mencoba menemukan hewan peliharaan kesayangannya, Spots.

Sekelompok anjing yang terabaikan dan kelaparan - King, Duke, Rex, dan Chief - bergabung dalam pencarian.

Wes Anderson memanggil teman-temannya untuk mengisi suara dalam film ini, seperti Bill Murray, Edward Norton, Frances McDormand dan Greta Gerwig.

Untuk tim penulis ada Jason Schwartzmann dan Kunzi Nomura dari film Grand Budapest Hotel, yang meminjamkan suaranya sebagai Walikota Kobayashi.

Suara kasar Bryan Cranston sangat cocok untuk ketua komplotan yang terluka secara emosional ("I bite!"). Sementara Scarlett Johannsson mengisi suara anjing pertunjukan bernama Nutmeg.

Koyu Rankin mengisi suara Atari. Dia merayakan ulang tahunnya yang ke-11 di pemutaran film perdana pada malam pembukaan Festival Film Berlin.

Tilda Swinton mungkin tampil sebagai cameo terbaik dalam kariernya sebagai anjing pug bernama Oracle, yang dapat melihat ke masa depan karena dia memahami perkiraan cuaca TV.

Isle of Dogs muncul sebagai bentuk penghormatan Wes Anderson kepada sinema Jepang, terutama kepada Hayao Miyazaki, salah satu pendiri rumah animasi Studio Ghibli, serta Akira Kurosawa yang legendaris.

Arahan Kurosawa dalam pemandangan kota di film-film seperti Stray Dog dan High and Low telah menginspirasi Kota Megasaki, sementara kolaborator lama Kurosawa, Toshiro Mifune, memberikan inspirasi untuk wajah Walikota Kobayashi.

Lepas dari pengaruh tokoh sinema Jepang itu, Anderson lebih dari mampu untuk menciptakan sendiri alam semestanya yang luar biasa.

Seperti animasi stop-motion terakhirnya, Fantastic Mr Fox, Isle of Dogs juga sangat imajinatif - seperti adaptasi karya seni tradisional abad ke-19 hingga dunia anjing yang futuristik. Anderson juga memperhatian hal-hal detail seperti tempat minum-minum yang terbuat dari botol saki bekas.

Pulau Sampah digambarkan sebagai gurun nuklir dari tempat pembuangan sampah, sebuah kuburan untuk industri bahan bakar fosil dan barang-barang tua yang hancur akibat bencana alam - referensi yang jelas mengenai sejarah Jepang yang lebih baru dan traumatis.

Film ini bolehlah disebut film underdog klasik, atau petualangan anak laki-laki dan anjingnya. Tapi Wes Anderson--yang memberi kita tentang sisi gelap tahun 1930an di Hotel Grand Budapest --justru menceritakan masalah kekinian di Isle of Dogs.

Ini adalah film tentang ketakutan terhadap pihak lain - hanya 'yang lain' di sini kebetulan adalah anjing. Anjing-anjing itu dikurung, dipenjara di sebuah pulau yang jauh dari 'peradaban'. Para penduduk kota yang mudah digiring dan percaya, tak berdaya menyerahkan hewan peliharaan yang mereka cintai.

Dalam konteks kekinian, manusia membangun pagar kawat berduri, mengirim drone untuk membunuh dan membuat kamp pemusnahan. Konteks itu dipakai di film ini untuk menggambarkan anjing-anjing yang dicap berbahaya bagi populasi.

Di Kota Megasaki, seorang diktator menyebarkan berita palsu melalui saluran TV propaganda, sementara pemilihan dicurangi.

Dibutuhkan sekelompok siswa muda yang marah, dipimpin oleh karakter reporter Greta Gerwig, untuk mengungkap kebenaran dan memprotes dengan gigih.

Penduduk negara majuyang tidak akan pernah membiarkan hewan peliharaan mereka diperlakukan sedemikian rupa dalam kehidupan nyata, namun bisa secara tidak sadar menoleransi manusia lain diperlakukan secara keji. Dan aa akibatnya diceritakan secara implisit.

Isle of Dogs mungkin memberikan jawaban yang mengerikan untuk pertanyaan abadi, "Apakah Anda anjing atau kucing?" Tapi gagasan bahwa cinta harus melampaui bahasa, atau spesies, lahir dari kisah Atari dan Spots—anjing yang dicari dengan mempertaruhkan nyawa.

Anjing-anjing dalam film ini semua berbicara dalam bahasa Inggris, sedangkan tokoh manusia kebanyakan berbahasa Jepang - yang tidak diberi teks, tapi penerjemah Frances McDormand melakukan sebagian besar pekerjaan yang diperlukan untuk para penonton.

Lagipula, sentimen antara manusia dan anjing sama sekali tidak membutuhkan terjemahan.

Let's block ads! (Why?)

baca dong http://www.bbc.com/indonesia/vert-cul-43139450

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Isle of Dogs layak menjadi film stop-motion terbaik"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.