Berdasarkan jumlah tiket yang terjual, industri film domestik Korea Selatan pada Februari 2018 mendapatkan penonton sebesar 6,99 juta, sedikit lebih banyak dibanding film terlaris Indonesia, Warkop DKI Reborn Part I (2016) dengan 6,85 juta.
Diberitakan Yonhap, angka tersebut dilaporkan menurun 21,5 persen dari capaian pada 2017 dan terendah sejak capaian 2010 dengan 7,55 juta.
Dewan Film Korea menyebut salah satu penyebab turunnya capaian penonton pada Februari adalah anjloknya penonton film Korea yang dijadwalkan rilis pada momen liburan Tahun Baru China, 16 Februari lalu.
Rendahnya penonton film yang dirilis di momen libur itu seperti Psychokinesis dengan 710 ribu, Golden Slumber dengan 1,37 juta dan The Revolutionist dengan 410 ribu disebut di bawah ekspektasi.
Film komedi petualangan Detective K: Secret of the Living Dead dilaporkan memiliki performa lebih baik dengan jumlah tiket penjualan sebesar 2,41 juta.
Di sisi lain, film Marvel Black Panther menjadi film yang paling ditonton pada bulan tersebut dengan jumlah tiket terjual sebesar 4,79 juta.
'Black Panther' jadi film non-Korea terlaris pada Februari 2018. (Dok. Marvel Entertainment via youtube) |
Meski Black Panther menjadi film paling ditonton, film non-Korea lainnya juga tak jauh berbeda nasibnya dengan film buatan Negeri Gingseng.
Diberitakan Yonhap, tercatat pada Februari 2018, Coco meraih 770 ribu penonton, What Happened to Monday dengan 470 ribu, dan Insidious: The Last Key dengan 450 ribu.
Secara keseluruhan pada Februari 2018, 8,56 juta tiket terjual untuk film non-Korea. Angka ini naik 36,3 persen dari capaian pada 2017. Film non-Korea disebut menguasai 55,1 persen penjualan tiket di bioskop.
Walau mengalami penurunan jumlah penonton untuk film domestik, Dewan Film Korea mencatat kunjungan ke bioskop meningkat 2,4 persen menjadi 15,5 juta pada Februari 2018.
Korea Selatan menjadi salah satu pasar perfilman terbesar di benua Asia. Sejarah mencatat Korea memulai industri perfilman sejak 1945 dan mencapai era kejayaan pada dekade '50-an hingga '70-an.
Sempat meredup, perfilman Korea kembali bangkit pada 1997 dan terus melebarkan sayap ke ranah internasional hingga kini.
Menaklukkan pasar Korea Selatan bukan perkara mudah bagi Hollywood atau film asing lainnya. Tercatat, setiap tahun film buatan lokal selalu menduduki puncak box office negeri tersebut.
Padahal, satu tiket bioskop di Korea dijual sekitar 8 ribu won atau US$7,52 atau Rp103 ribu di hari kerja.
Pada 2017, film dengan jumlah penonton terbanyak di Korea adalah A Taxi Driver karya Jang Hoon yang mendapatkan 12,1 juta penonton dan US$90 juta dari penayangan di 1.906 layar.
Tahun lalu, film Hollywood terlaris di Korea adalah Spider-Man: Homecoming yang menempati posisi keempat pada 2017 dengan 7,2 juta penonton dan US$59,8 juta di 1.392 layar.
Untuk sepanjang masa, film terlaris di Korea Selatan masih dipegang oleh Roaring Currents (2014) dengan pendapatan US$127,4 juta dari 17,6 juta penonton di 1.587 layar penayangan.
Film karya sineas Korea itu diikuti oleh Along with the Gods: The Two Worlds dengan pendapatan US$108,6 juta dari 14,4 juta penonton di 1.912 layar.
Capaian film lokal di Korea Selatan yang belasan juta per tahun tersebut masih jauh di atas performa film Indonesia yang kini mulai dilirik masyarakatnya sendiri.
Menurut data filmindonesia.or.id, sejak 2007, film terlaris dipegang oleh Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part I (2016) dengan 6,85 juta penonton, atau sekitar Rp239,7 miliar atau US$18,4 juta dengan asumsi satu tiket bioskop kala itu seharga Rp35 ribu atau US$2,7 (US$1 = Rp13.115).
Sedangkan untuk 2018, film terlaris dipegang oleh Dilan 1990 dengan 6,2 juta penonton, atau sekitar Rp232,9 miliar atau US$16,7 juta dengan asumsi satu tiket bioskop pada Februari 2018 seharga Rp37 ribu atau US$2,7 (US$1 = Rp13.539) (end)
baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180315155706-220-283295/penonton-terendah-korsel-setara-film-terlaris-indonesiaBagikan Berita Ini
0 Response to "Penonton Terendah Korsel Setara Film Terlaris Indonesia"
Posting Komentar