JAKARTA, KOMPAS.com - Film Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu yang digagas oleh Produksi Film Negara (PFN) bekerja sama dengan PT Cerita Jadi Film (CJF) ini tengah memasuki proses produksi.
Film Seribu Payung Hitam ini disutradarai oleh Erwin Arnada dan membawa Luna Maya sebagai pemeran utama untuk karakter Sawitri.
Sawitri diceritakan sebagai aktivis lingkungan yang gigih dalam berjuang melawan privatisasi air di desanya.
Dalam perjuangannya, ia terlibat dalam aksi yang menarik perhatian publik dan media internasional.
Baca juga: Perankan Muklas di Film Budi Pekerti, Angga Yunanda: Transformasi Brutal yang Pernah Gue Lakukan
Direktur Utama PT CJF, Nevie Vina mengatakan, ia mau ikut bekerja sama menggarap Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu karena value film ini tidak umum.
“Tentu kan film yang lagi ngetren di Indonesia atau khususnya Jakarta itu adalah film horor, drama, komedi,” ucap Nevie di kantor PFN saat penandatangan Mo di daerah Otista, Jakarta Timur, Senin (21/8/2023).
“Ini yang diangkat adalah cerita yang bersinggungan dengan sumber daya alam dalam hal ini air dan juga hak asasi manusia,” lanjut Nevie.
Kata Nevie, PT CJF tertarik berinvestasi ke film yang bisa mengedukasi masyarakat. Terlebih harapannya film Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu ini bisa dibawa ke kancah Internasional.
Baca juga: Deretan Film yang Tayang Pekan Ini, Ada Galaksi dan Concrete Utopia
Sementara Produser PT CJF Stefanus Dimas Putra mengatakan, film Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu ini tengah proses produksi.
“Syuting sudah mulai memasuki hari ini keenam kita syuting. Produksinya akan diambil di Jakarta, Solo, dan Yogyakarta,” kata Stefanus.
Produksi film Seribu Payung Hitam ini ditargetkan rampung awal September 2023. Film ini ditargetkan mulai bisa ditayangkan di festival film Internasional pada awal 2024.
“Ada beberapa festival di Eropa (yang dibidik) nama festivalnya belum bisa dikasih tahu. Produksi ditargetkan awal September selesai, jadi target penayangan di awal tahun 2024 di festival-festival dan juga bioskop,” ucap Stefanus.
Baca juga: Logan Paul Tak Tahan Saat Menonton Film Oppenheimer di Bioskop
Direktur Produksi PFN Tjandra Wibowo menambahkan, cerita dari Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu ini diangkat dan dimodifikasi dari puisi esai karya Denny JA dengan judul Kutunggu di Setiap Kamis.
Tjandra mengatakan, film ini diangkat dari kisah nyata. Di mana di daerah Yogyakarta, ada satu kawasan di mana warganya tengah memperjuangkan hak-haknya untuk privatisasi lahan untuk air.
“Jadi kita coba mengangkat kisah yang ada di sana dan kemudian kita mencoba ini dijadikan sebuah film,” ucap Tjandra.
“Diharapkan dengan isu ini kita bisa menjadi sesuatu informasi yang disampaikan ke masyarakat tentunya dan ini menjadi inspirasi teman-teman bagaimana seharusnya kita memperjuangkan hak-hak terutama untuk melindungi lingkungan,” tutur Tjandra.
Baca juga: Fakta Menarik Blue Beetle, Film DC dengan Skor Rotten Tomatoes Tertinggi Tahun Ini
Film yang disutradarai oleh Erwin Arnada ini ditulis naskahnha oleh Salman Aristo dan Denny JA.
Film ini tidak hanya diperankan oleh Luna Maya, tetapi juga ada Annisa Hertami, Christian Sugiono, Whani Dharmawan, serta ada Efek Rumah Kaca.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. baca dong https://news.google.com/rss/articles/CBMiiQFodHRwczovL3d3dy5rb21wYXMuY29tL2h5cGUvcmVhZC8yMDIzLzA4LzIxLzE0NDk0Mzg2Ni9hbmdrYXQtaXN1LWxpbmdrdW5nYW4tZmlsbS1zZXJpYnUtcGF5dW5nLWhpdGFtLWRhbi1zaXNhbnlhLXJpbmR1LXRhcmdldGthbj9wYWdlPWFsbNIBgAFodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL2h5cGUvcmVhZC8yMDIzLzA4LzIxLzE0NDk0Mzg2Ni9hbmdrYXQtaXN1LWxpbmdrdW5nYW4tZmlsbS1zZXJpYnUtcGF5dW5nLWhpdGFtLWRhbi1zaXNhbnlhLXJpbmR1LXRhcmdldGthbg?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Angkat Isu Lingkungan, Film Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu Targetkan Tayang di Festival Internasional - Kompas.com - KOMPAS.com"
Posting Komentar