Search

Pegiat Film Lima Negara Berkumpul di Yogya Ikut Lokakarya Produksi Film Inklusif - Seleb Tempo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pegiat film dari lima negara berkumpul untuk di Bantul, Yogyakarta, pada 1-3 Agustus untuk mengikuti lokakarya pembuatan film. Lokakarya ini mengintegrasikan inklusivitas gender dan isu sosial.

Puluhan peserta itu berasal dari Brunei Darussalam, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. 

Perhelatan yang digagas United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Badan Perfilman Indonesia (BPI) itu mengajak pegiat film di lima negara lebih gencar mempromosikan inklusivitas, kesetaraan, dan keberagaman dari produksi yang dibuat.

"Selama tiga hari ini, pegiat film didorong berkolaborasi untuk memastikan inklusivitas di dunia perfilman terwujud, baik di dalam maupun di balik layar," kata Toussaint Tiendrebeogo, Chief of the Diversity of Cultural Expressions Entity di UNESCO Rabu, 2 Agustus 2023.

Toussaint menuturkan, negara-negara peserta, terutama Indonesia, berada di garis depan dalam hal merefleksikan bagaimana mengintegrasikan suara-suara yang kurang terwakili di sektor perfilman. 

"Pada saat yang sama, perempuan kurang terwakili dalam peran pengambilan keputusan kreatif dalam industri film," kata dia.

Toussaint pun merujuk pada studi Kafein 2020 yang menemukan persentase keterwakilan perempuan dalam sektor industri perfilman. Keterwakilan perempuan itu meliputi 20 persen untuk kategori penulis naskah, 19 persen untuk kategori produser, dan 7 persen untuk kategori sutradara.

Tito Imanda, Kepala Penelitian dan Pengembangan BPI menuturkan, untuk mendukung inklusivitas dalam industri film, para pegiat mendapat materi. Pedoman dan silabus kesetaraan gender dan inklusi sosial (GESI) untuk sekolah film dan profesional film Indonesia telah dikembangkan dan diuji melalui serangkaian lokakarya pada 2022. 

Scroll Untuk Melanjutkan

"Dari panduan itu pembuat film diharapkan sadar dan responsif terhadap ketidaksetaraan gender, sehingga mereka dapat memprioritaskan inklusi sosial dalam pekerjaan mereka untuk mendorong industri film yang beragam," kata Tito.

Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur and Representatif UNESCO Jakarta, menambahkan bahwa selama tiga hari, pegiat film diajak mengurai peluang dan pencapaian memastikan konten film produksinya inklusif. 

"Mulai dari kurikulum sekolah film inklusif hingga manajemen kru dan pencari bakat, serta aksesibilitas dan keterlibatan penyandang disabilitas," kata dia.

Trinh Dinh Le Minh, sutradara film dari Vietnam yang turut dalam event itu mengatakan, film-film pendek yang diproduksi akan bisa menjangkau lebih jauh lagi jika dalam pembuatan proyek-proyeknya diberikan kesempatan dan bimbingan intensif serta akses pendanaan yang cukup.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Mengenal Christopher Nolan, Sang Sutradara Film Oppenheimer

Adblock test (Why?)

baca dong https://news.google.com/rss/articles/CBMidGh0dHBzOi8vc2VsZWIudGVtcG8uY28vcmVhZC8xNzU1NDM0L3BlZ2lhdC1maWxtLWxpbWEtbmVnYXJhLWJlcmt1bXB1bC1kaS15b2d5YS1pa3V0LWxva2FrYXJ5YS1wcm9kdWtzaS1maWxtLWlua2x1c2lm0gFzaHR0cHM6Ly9zZWxlYi50ZW1wby5jby9hbXAvMTc1NTQzNC9wZWdpYXQtZmlsbS1saW1hLW5lZ2FyYS1iZXJrdW1wdWwtZGkteW9neWEtaWt1dC1sb2tha2FyeWEtcHJvZHVrc2ktZmlsbS1pbmtsdXNpZg?oc=5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pegiat Film Lima Negara Berkumpul di Yogya Ikut Lokakarya Produksi Film Inklusif - Seleb Tempo"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.