TEMPO.CO,Bandung - Sekitar 25 persen film Indonesia yang tayang di bioskop bergenre horor. Hasil pengamatan tim film nasional Festival Film Bandung (FFB), ada 30-an dari 137 judul film horor karya sineas Tanah Air selama setahun sejak Agustus 2017.
“Film horor selalu mendapat tempat di hati masyarakat sejak lama,” kata Rosyid E. Abby, ketua tim pengamat film nasional FFB 2018.
Dari tahun ke tahun film horor tidak pernah surut. Beberapa judulnya yang belakangan beredar seperti Hantu Jeruk Purut Reborn, Gerbang Neraka, Pengabdi Setan, Hantu Sei Ladi, Devil’s Wishper, Keluarga Tak Kasat Mata, Rumah Belanda, Ghost, Bayi Gaib, Titisan Setan, Danur 2 Maddah, Kuntilanak, Rasuk, Kafir, atau Gentayangan.
Semaraknya film-film horor sekarang ini, kata Rosyid, tidak terlepas dari sejarah perfilman Indonesia di masa awal lahirnya produksi film cerita. Faktor kepercayaan masyarakat terhadap adanya hantu juga dinilainya masih sangat tinggi. Dua film horor di tahun 2017 yang sukses mendapat angka penonton tertinggi
“Jangankan Indonesia, negara yang perkembangan teknologinya jauh lebih super pun, yang cara berpikirnya lebih mengandalkan logika seperti Amerika Serikat, sebagian orangnya mempercayai adanya makhluk halus,” ujarnya, Ahad, 25 November 2018.
Produksi film-film horor secara pasar bisa sangat menguntungkan. Namun begitu, produser dan para sineas Indonesia lebih banyak yang menjajal tema dan genre beragam. Seperti film anak-anak yang beberapa waktu lalu seperti luput dari perhatian, film remaja, komedi, laga, biopic, thriller, dan lain sebagainya.
Pada hasil pengamatan yang berupa daftar nominasi film terpuji, Festival Film Bandung 2018 menetapkan lima judul film terpuji. Film bergenre horor tidak termasuk. Kelima judul itu yakni Hujan Bulan Juni, Koki-koki Cilik, Love for Sale, Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, dan Sultan Agung.
Baca: Film Horor DreadOut Tayang Januari 2019, Ini Bocorannya
Saat pengumuman Sabtu, 24 November 2018 di Bandung, film Sultan Agung menjadi pemenang penghargaan terpuji. Penghargaan juga menyebar ke para pendukung filmnya dan fim pesaing. Rosyid mengakui selera pasar atau publik dengan apresiasi tim penilai bisa berbeda. “FFB berupaya untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film yang baik,” katanya.
baca dong https://seleb.tempo.co/read/1149534/film-horor-makin-marak-di-bioskop-benarkah-lebih-disukaiBagikan Berita Ini
0 Response to "Film Horor Makin Marak di Bioskop, Benarkah Lebih Disukai?"
Posting Komentar