Search

Ulasan Film: 'Venom'

Jakarta, CNN Indonesia -- Venom adalah film yang cukup menarik dari berbagai aspek. Mulai dari akting para aktor, pembentukan karakter sampai efek visual setidaknya layak mendapat tepuk tangan. Walau harus diakui, ada sejumlah kekurangan fatal.

Dalam film 112 menit ini tidak banyak adagen laga seperti film pahlawan super kebanyakan. Kurang lebih sebanyak 70 persen berisikan adegan dialog yang menjelaskan apa, siapa dan bagaimana Venom ada.

Kisah Venom yang sebenarnya merupakan alien diungkapkan secara perlahan. Pengungkapan itu berawal dari investigasi jurnalis Eddie Brock (Tom Hardy) pada perusahaan yang dipimpin Carlton Drake (Riz Ahmed).

Selama pengungkapan itulah banyak tersaji adegan dialog, seperti percakapan antara Eddie dengan narasumbernya yang tak sengaja bertemu di pasar swalayan.


Juga ada adegan dialog antara Eddie dengan temannya yang sebenarnya tidak perlu, seperti dialog dengan teman-teman di kawasan pecinan.

Terlihat jelas bahwa percakapan itu sangat dipaksakan untuk menyambung cerita. Penulis naskah Scott Rosenberg dan Jeff Pinker seperti kebingungan bagaimana membangun cerita halus tentang Eddie yang terpapar Venom.

Sampai kemudian adegan dialog itu jadi membosankan karena mudah ditebak. Salah satunya seperti adegan Eddie datang ke rumah sakit untuk mendapat perawatan setelah terpapar Venom.

Tom Hardy memerankan jurnalis Eddie Brock dalam film 'Venom'.Tom Hardy memerankan jurnalis Eddie Brock dalam film 'Venom'. (Dok. Sony Pictures Entertainment via YouTube)
Film ini terselamatkan adegan laga yang menarik. Seperti saat adegan kejar-kejaran dengan mobil sampai adegan melumat manusia.

Penampilan itu sangat berbeda dengan Venom yang pernah muncul dalam film Spider-Man 3 (2007), hingga terasa menyegarkan. Terlebih, Venom kali ini memiliki tubuh yang lebih besar dan lebih mengeksplorasi hal-hal yang belum diketahui.

Selain itu efek visual sangat baik dan tidak kalah dengan film-film garapan Marvel Studios jadi nilai tambah, seperti adegan baku pukul antara Venom dengan pasukan bersenjata.


Pun penampilan Hardy sangat mendukung karakter Venom yang urakan. Akting Hardy terasa sangat natural, telebih pada sejumlah adegan-adegan komedi.

Dari segi cerita, pada film ini masih banyak cerita yang bolong dan bisa dieksplorasi. Nampaknya hal itu sengaja dilakukan karena Sony Pictures akan membuat film Venom lanjutan.

Sony Pictures nampaknya benar-benar serius mengembangkan alam semesta Spider-Man setelah hak siar Spider-Man versi Tom Holland dimiliki bersama Marvel Studios. Lewat film Venom, Sony ingin tetap eksis dan tak mau kalah dengan Marvel Studios.

Seperti film kebanyakan saat ini, jangan beranjak dari kursi bioskop karena ada cuplikan after credit. Bukan hanya satu, tapi dua cuplikan. Film ini dapat disaksikan melalui jaringan bioskop 21, Cinemaxx dan CGV Blitz sejak Rabu (3/10).

[Gambas:Youtube] (end)

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20181004133438-220-335677/ulasan-film-venom

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ulasan Film: 'Venom'"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.