Merdeka.com, Malang - Film yang diadaptasi dari sebuah novel, kerap dinilai pembacanya tidak seindah aslinya. Pembaca terkadang menuntut ekspektasi sempurna seperti yang dibayangkan dalam alam imajinasinya.
Bintang Aruna dan Lidahnya, Dian Santrowardoyo dan Nicholas Saputra mempunyai jawaban menghadapi tuntutan pembaca yang demikian. Kendati sebagai bintang akting telah melalui sejumlah tahapan untuk men-delivered sebuah peran.
"Memang sebelumnya kita harus baca novelnya semua, supaya kita bisa berangkat dari pemahaman yang sama. Tapi memang misalnya di buku, medianya kata-kata, medianya itu alinia, prosa dan cara bekata-kata," kata Dian Santrowardoyo mengawali penjelasannya saat meet and greet di Java Dancer Malang Town Square (Matos), Sabtu (22/9).
Sementara saat difilmkan medianya langsung berubah menjadi gambar bergerak dan dialog suara. Saat sudah pindah media, lanjut Dian, pihaknya punya kebebasan untuk memiliki interpretasi lain dari novel tersebut.
"Jadi pada saat dia sudah pindah media, kita jadi punya kebebasan untuk memiliki interpretasi lain. Kayaknya sih, teman produser dan sutradara menggunakan azas itu dalam memfilmkan film ini. Jadi ceritanya diangkat dari cerita yang sama, cuma nggak bisa semuanya difilmkan semua. Difilmkan semua kan takutnya terlalu panjang durasinya," jelasnya menambahkan.
Dicontohkan oleh Dian, dalam versi novelnya kota yang diarungi Aruna jumlahnya lebih bayak, dibanding di film yang hanya 5 Kota, yakni Jakarta, Surabaya, Madura (Pamekasan), Pontianak dan Singkawang. Begitupun dengan jumlah masakannya yang bisa mencapai ratusan.
"Sementara di filmnya banyak sekali. Kayak menunya kalau di novel itu jauh lebih banyak, kalau di film total cuma 21, cemilan, makanan dan minuman," ujarnya.
Senada dengan Dian, Nicholas Saputra mengatakan spirit atau cerita utama film ini berada dalam versi bukunya. Tetapi jangan lupa, spirit itu tetap akan dijaga dalam versi filmnya.
"Jadi memang spirit atau cerita utamanya ada di buku, di film ini juga hadir. Tapi banyak hal yang tidak ada (di buku), tapi banyak hal yang ditambahkan juga. Jadi ada dua, orang yang menikmati bukunya akan menikmati filmnya dengan cara berbeda," katanya.
"Saya rasa pembaca bukunya akan senang melihat filmnya yang tadinya cuma kata-kata, ini jadi ada gambarnya. Terutama makanan ya, membayangkan makanan seperti apa sih Pengkang, seperti apa sih Lorjuk, kalau di bukunya kan berimajinasi, tapi kalau di filmnya bisa melihat bentuknya kayak apa, warnanya kayak apa, senang saya rasa penonton," jelas pemeran Bono ini.
Film Aruna dan Lidahnya diadaptasi dari novel karya Laksmi Pamuntjak dengan judul yang sama. Film ini akan resmi beredar di bioskop pada 27 September mendatang.
PILIHAN EDITOR
baca dong http://malang.merdeka.com/gaya-hidup/film-adaptasi-kerap-jauh-dari-versi-novel-ini-kata-dian-sastro-dan-nicholas-saputra-180923k.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Film adaptasi kerap jauh dari versi novel, ini kata Dian Sastro dan ..."
Posting Komentar