Film Holidate menegaskan perasaan cinta bisa datang dari mana saja, termasuk kala menghabiskan momen liburan bersama. Semula dianggap sepele, namun rasa itu akan muncul dan sulit dienyahkan seiring banyaknya momen bersama.
Film komedi romansa ini secara garis besar bercerita tentang dua orang yang lambat laun jatuh cinta karena menjalani kesepakatan menjadi holi-date, alias semacam teman tapi mesra (friends with benefits) tanpa aktivitas seksual.
Kesepakatan itu terjadi usai Sloane Beson (Emma Roberts) bertemu dengan Jackson (Luke Bracey) di sebuah mal tanpa sengaja. Sinopsis lengkap Holidate bisa dilihat di sini.
Sesuai dengan judul film, jalan cerita film ini sebagian besar berlatar momen libur hari raya di Amerika Serikat, mulai dari Natal, Tahun Baru, St Patrick's Day, Paskah, Halloween dan Thanksgiving.
Film ini pula yang membuka sudut pandang lain bahwa 'paksaan' insan lajang untuk menikah dari keluarga bukan hanya terjadi di negara dunia Timur seperti Indonesia, tetapi juga di negara yang dikenal liberal seperti Amerika Serikat.
Libur hari raya yang biasanya jadi kesempatan berkumpul bersama keluarga besar dengan penuh kehangatan justru jadi momen paling dihindari oleh Sloane.
Sloane dan keluarganya menjadi gambaran bahwa di negara liberal seperti Amerika Serikat dan di kota besar seperti Chicago, ada sebagian masyarakat yang memegang nilai-nilai konservatif.
Masalahnya, Sloane tak memiliki nilai tersebut sehingga ia merasa tak nyaman dengan keluarganya sendiri.
Ia pun seperti terasingkan dan hal itu tergambar saat ia memilih meja yang berbeda dibandingkan keluarganya yang lain. Problematika yang nyaris ditemukan di banyak anak muda lainnya.
Selayaknya anak muda lainnya pula, Sloane cenderung ingin bebas, seperti yang diwakili oleh Jackson yang menggambarkan kebanyakan citra anak muda Amerika Serikat di film-film Hollywood.
Jackson menggambarkan kebanyakan citra anak muda Amerika Serikat di film-film Hollywood.: (dok. Steve Dietl / Netflix/Steve Dietl)
|
Jackson memiliki paras rupawan, mapan, dan populer. Namun ia memiliki masalah dengan komitmen dan sulit menemukan seorang perempuan yang mampu membuatnya jatuh cinta.
Komposisi unik dua tokoh dengan kepribadian, karakter, dan latar kehidupan yang sangat bertolak belakang ini sejatinya membuat Holidate cukup menjanjikan untuk diikuti jalan ceritanya.
Namun sayangnya seiring cerita berjalan, sutradara John Whitsell dan penulis Tiffany Paulsen cenderung gagal dalam membangun cerita yang menggigit.
Jalan cerita Holidate hingga separuh durasi berjalan monoton dan hanya berputar-putar pada proses Sloane juga Jackson menjadi pasangan holi-date.
Emosi dua tokoh utama ini terbangun terlalu lambat hingga membuat cerita menjadi kurang menarik juga menggelitik. Begitu pula dengan penempatan konflik yang kurang pas dan terkesan bertele-tele.
Konflik utama pun tak terasa menggigit dan terlambat untuk muncul, sehingga memberikan kesan penuturan cerita yang kacau dan hanya sekadar babak pelengkap sebuah karya film.
Bukan hanya soal penempatan konflik. Pemilihan adegan komedi yang mestinya bisa menghidupkan suasana justru malah membuat film ini menyedihkan dan tak menambah minat.
Belum lagi soal penggunaan kata-kata serapah yang sebenarnya tidak diperlukan hanya demi membangun nuansa lucu.
Beberapa pemain ekstra yang dihadirkan dalam film ini juga cenderung tak memberi nilai tambah. Mereka seperti hanya membawakan peran ala kadarnya, asal tidak kaku di depan kamera.
Review film Holidate menilai, film ini tak memiliki keistimewaan berarti dibandingkan film komedi romantis lainnya. (dok. Steve Dietl / Netflix/Steve Dietl)
|
Selain itu, secara umum, Holidate juga tak memiliki keistimewaan berarti dibandingkan film komedi romantis lainnya. Ambil contoh The Proposal (2009) yang dibintangi Sandra Bullock dan Ryan Reynolds.
Konsep kedua film ini cenderung mirip. Sutradara John Whitesell tampak hanya memodifikasi soal karakter, latar, dan cara dua tokoh menjalin hubungan. Sisanya, seperti nuansa, kemudian masalah yang dikisahkan, senada.
Namun modifikasi tersebut rupanya tak membuat Holidate lebih menarik dibandingkan The Proposal yang memiliki lebih banyak adegan konyol nan kocak dari Sandra Bullock dan Ryan Reynolds.
Meski begitu, nilai positif untuk Holidate layak diberikan atas aksi Luke Bracey. Ia cukup mampu menghidupkan jalan cerita Holidate, setidaknya sampai saya bertahan hingga akhir cerita dan menyambut pekan-pekan liburan akhir tahun di masa pandemi ini.
(end) baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20201218141813-220-583857/review-film-holidateBagikan Berita Ini
0 Response to "Review Film: Holidate - CNN Indonesia"
Posting Komentar