Adegan panas dalam film, sering membuat penonton menahan napas. Jika sebuah film diputar di bioskop atau untuk umum, adegan ini hanya muncul selintas atau bahkan akan dipotong.
Padahal untuk membuat adegan ini membutuhkan waktu yang lama. Pada umumnya, adegan ranjang hanya ditampilkan sebentar, sekitar satu hingga dua menit atau bahkan hanya dalam hitungan detik. Berkebalikan dengan hal itu, sebenarnya aktor dan kru membutuhkan waktu lama untuk syuting scene tersebut.
Contohnya pada film Friends with Benefits. Dilansir dari BBC, Justin Timberlake mengatakan bahwa ia menghabiskan waktu 12 jam hanya untuk satu adegan tersebut.
Dilansir dari Insider dan berbagai sumber lainnya, pembuatan adegan seksual ini membutuhkan persiapan khusus agar pemain merasa santai dan tidak grogi.
Nah, bagaimana caranya agar pembuat film dapat mengemas sebuah adegan seksual dengan sempurna dan terlihat alami? Yuk, kita cari tahu cara pembuatannya.
Baca Juga: Ingin Punya Anak, 10 Posisi Seks Terbaik Agar Cepat Hamil!
1. Adegan seks pasti sudah disetujui dan masuk ke dalam kontrak para aktor
Seperti yang mungkin kamu bayangkan, adegan seksual tidak mungkin dibuat sebelum aktor menyetujuinya. Jelas saja, pasalnya mereka harus menampakkan sebagian atau seluruh tubuhnya di depan kamera dan di hadapan publik.
Apa saja yang ada di kontrak mereka? Menurut laman SAGAFTRA, serikat pekerja industri hiburan, berikut ini di antaranya:
- Bagian tubuh mana saja yang harus ditampilkan, apakah sebagian atau keseluruhan;
- Tipe adegan seks seperti apa yang akan dibuat, sampai sejauh mana;
- Batasan seperti apa yang diinginkan oleh aktor;
- Batasan pemakaian footage adegan seksual.
Semua hal tersebut bisa dinegosiasikan saat diskusi kontrak. Pihak-pihak yang terlibat di antaranya adalah aktor, representatif aktor atau manajemen, tim produksi, dan kru yang bertanggung jawab.
2. Setting untuk adegan seksual terbatas untuk kru yang terlibat saja
Tidak semua kru bisa memasuki set di mana adegan seksual dilakukan. Pada umumnya hanya orang-orang yang terlibat saja yang bisa berada di sana. Contohnya produser, sutradara, camera person, dan penulis skrip.
Tujuannya adalah untuk mengurangi tensi pada aktor. Semakin banyak orang yang menyaksikan, akan semakin grogi pula mereka. Selain itu, hal ini juga berfungsi untuk membangun mood agar lebih intim.
3. Semua gerakan diatur sutradara, dalam kata lain, seks tidak benar-benar terjadi
Semua adegan pasti membutuhkan latihan dan persiapan yang matang, terlebih lagi adegan seksual. Sebagian sutradara akan menjelaskan bagaimana blocking dan “koreografi” yang harus dilakukan oleh aktor. Misalnya aktor harus berciuman terlebih dahulu, baru kemudian menuju ke kamar.
Semua lengkap beserta dengan setiap ekspresi, suara, dan posisi yang harus diperagakan. Ini artinya, adegan seksual itu palsu, tidak benar-benar terjadi. Jelas saja, ini bukanlah blue film!
4. Alkohol dan candaan sering digunakan agar aktor rileks
Untuk membuat adegan seksual yang natural, aktor harus santai dan tanpa beban. Walaupun aktor sudah profesional, rasa tegang itu wajar untuk muncul. Ada dua hal yang biasa dipakai, yaitu alkohol dan candaan.
Contohnya pada film 50 Shades of Grey. Jamie Dornan terus menerus melontarkan candaan kepada Dakota Johnson untuk meredakan ketegangannya. Ada pula aktor yang minum alkohol terlebih dahulu untuk membantunya rileks. Contohnya adalah Michael Douglas dan Glenn Close yang memegang peran utama pada Fatal Attraction.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Pekerja Seks di Negara Terdampak Pandemi Virus Corona?
5. Ada pula sutradara yang meminta aktor melakukan improvisasi
Ada kalanya aktorlah pihak yang harus berperan aktif dalam adegan seksual. Bukan hanya memerankan tapi juga memikirkan adegan seperti apa yang harus mereka lakukan. Ini bertujuan agar mereka bisa lebih bebas dan natural dalam berakting.
“Tidak ada koreografi spesifik, tapi ada cara tertentu untuk membangun suasananya. Kru pun dibatasi, kita hanya menaruh lampu yang bisa bergerak 360 derajat bersama dengan kamera, inilah niatnya, dan kita tunggu saja ke mana aktor akan pergi dari sana,” jelas Jean-Marc Vallee, sutradara Big Little Lies dan Wild kepada The New York Times.
6. Pemain film tidak sepenuhnya telanjang
Jika kamu mengira aktor-aktor yang memerankan adegan seks itu telanjang, maka kamu keliru. Kamu harus ingat bahwa scene tersebut hanyalah tambahan saja dan ini bukanlah film porno. Jadi pada umumnya, aktor tidak sepenuhnya telanjang.
Menurut laman Insider, mereka akan menggunakan alat yang bernama modesty patch pada kemaluan, payudara, dan area lain yang tidak ingin terlihat. Alat tersebut mirip seperti stoking berwarna kulit. Jika dipakai, kita akan terlihat sepenuhnya telanjang padahal tidak. Makeup full-body serta properti lain untuk menyamarkan tubuh juga menjadi andalan para kru.
Baca Juga: 7 Efek Film Terbaik Tanpa Bantuan Teknologi CGI, Sudah Keren Banget!
7. Stuntman juga bisa ditambahkan bila diperlukan
Seperti yang telah dijelaskan, pihak yang memutuskan seberapa banyak tubuh yang diekspos adalah aktor itu sendiri. Jika mereka tidak mau melakukannya, tim produksi bisa menggunakan jasa stuntman untuk mengganti aktor.
Masalah terjadi ketika mereka harus mengambil gambar tubuh dan wajah aktor sekaligus. Di sini, proses editing berperan penting. Teknik ini dipakai oleh banyak film dan series terkenal, salah satunya adalah Game of Thrones.
8. Adegan tersebut tidak terlalu “panas” untuk aktor yang memerankannya
Sebagai penonton, bukan hal yang sulit untuk merasa “panas” ketika menonton adegan seksual di film-film. Ekspresi, suara, dan gerakannya memang bertujuan untuk membuatmu merasakan hal tersebut.
Namun nyatanya, adegan itu tidak terlalu berpengaruh pada si aktor sendiri. Menurut laman The New York Times, Jean-Marc Vallee jarang melihat aktor terangsang saat melakukan adegan ranjang. Kemungkinan besar ini terjadi karena mereka sebenarnya merasa tidak nyaman, grogi, dan takut karena adegan tersebut sangat teknis.
9. Semprotan air mawar dan gliserin sering dipakai untuk memberi efek keringat
Kamu tentu sering melihat aktor berkeringat saat melakukan adegan seksual, kan? Itu sebenarnya bukan keringat asli, lho. Tim produksi sering menggunakan semprotan air mawar dan gliserin untuk memberikan efek realistis tersebut. Seperti beneran, ya!
Ternyata rumit ya untuk memulai adegan seksual. Selain itu mood pemain harus tetap terjaga agar berhasil menampilkan adegan yang alami tanpa terlihat beban dan paksaan. Nah, sudah tahu kan sulitnya?
Baca Juga: WHO Gunakan TikTok untuk Membasmi Hoaks Virus Corona, Kekinian Banget!
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hanya Berdurasi Pendek, Adegan Seksual di Film Dibuat Selama 12 Jam - IDN Times Jogja"
Posting Komentar