Sedikitnya 93 film akan diputar pada 250 acara pemutaran yang digelar di 20 tempat di enam kota di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Medan, Denpasar, Surabaya dan Yogyakarta.
Film-film tersebut termasuk The Breadwinner, The Death of Stalin, Rock 'N Roll, My Big Night, At Eye Level, Land of Mine, Monkey, dan masih banyak lagi. Sedangkan film Indonesia yang dipilih adalah 5 Villages, Laura dan Marsha, Surat Dari Praha, dan Satu Hari Nanti.
Daftar dan jadwal lengkap film yang diputar dalam EoS bisa dilihat di sini.
"Europe on Screen diselenggarakan dalam rangka menciptakan kesadaran akan film-film Eropa di Indonesia, sehingga karya sineas Eropa bisa dirilis secara komersial di negara ini," ujar Rafael de Bustamante selaku Kepala Seksi Politik, Pers dan Informasi Delegasi Uni Eropa di Indonesia dan Brunei Darussalam dalam sambutannya di Institute Français Indonésie (IFI), Jakarta Pusat, Kamis (19/4).
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend menjelaskan bahwa di Uni Eropa, industri kreatif memberikan lapangan kerja 2,5 kali lebih besar dibanding sektor otomotif dan 5 kali lebih besar dibanding sektor industri kimia.
"Sumbangan sektor industri kreatif terhadap PDB Uni Eropa mencapai 4,4 persen dan sekitar 12 juta lapangan kerja di tiga juta perusahaan, atau 3,8 persen tenaga kerja Eropa. Ini merupakan sektor yang tumbuh paling pesat dalam perekonomian di Uni Eropa," ujarnya.
[Gambas:Youtube]
Festival akan dibuka dengan The Breadwinner, film nominasi Oscar untuk kategori film animasi panjang, yang merupakan kerjasama produksi internasional antara Irlandia dan Luxembourg dengan Angelina Jolie sebagai salah satu produser eksekutifnya. Sementara itu, film komedi laris asal Spanyol, My Big Night, akan menjadi penutup festival ini.
"Pertama kali menonton [The Breadwinner], saya langsung terkesima. Namun, kami susah mendapatkannya karena masih ribet urusan masuk nominasi Oscar, sehingga kami memutuskan untuk menunggu. Setelah menonton 93 film ini, kami putuskan untuk menjadikan film ini sebagai pembuka karena cocok dengan masalah yang juga dihadapai orang Indonesia saat ini," ujar salah satu pengarah EoS, Meininaputri Wismurti saat menjelaskan pemilihan film pembuka.
Sedangkan My Big Night, papar Putri, dipilih sebagai film penutup karena mampu menggambarkan bagaimana proses di balik layar dunia hiburan secara detail namun dengan cara komedi. Menurutnya, ini bisa mendobrak stigma film Eropa yang kerap kali digambarkan sebagai film yang membosankan atau sulit dipahami.
Penonton EoS juga akan diberi kesempatan untuk menyaksikan dua film Eropa sebelum rilis untuk umum di bioskop, yaitu film Jerman, Submergence, yang disutradarai oleh Wim Wenders dan film Prancis, Based on a True Story, disutradarai oleh Roman Polanski.
Tak berhenti di sana, EoS pun menyuguhkan program film dokumenter #OurOcean yang menyoroti tanggung jawab manusia untuk melindungi laut sebagai sumber daya bagi seluruh makhluk hidup.
"Ini merupakan isu utama yang menjadi perhatian kami Uni Eropa di Indonesia. Anda tahu sekali bagaimana laut di Indonesia sangat tercemar. Saya pikir Indonesia merupakan negara [dengan laut] paling tercemar di dunia. Ini menjadi cara yang baik untuk memberitahu publik mengenai isu ini," ujar Rafael de Bustamante.
Ia melanjutkan, "Ada cara resmi untuk melakukan ini dengan konferensi di Eropa dan Indonesia dengan diplomasi, ada juga kompetisi menulis tentang laut. Ini menjadi bagian dari advokasi kami, menggunakan cerita untuk memberitahu dan ini adalah cara kami untuk menjangkau orang-orang bahwa ini adalah sumber daya kita."
Melanjutkan tradisi festival yang selalu mendatangkan filmmakers dari Eropa, tahun ini Eos akan memberi kesempatan kepada penonton EoS untuk bertatap muka dengan Weronika Mliczewska (sutradara film Long Way, dari Polandia), Deirdre Barry (produser film animasi, dari Irlandia), Jean-Pascal Elbaz (pakar subtitel dari Prancis), Aliakbar Campwala (sutradara film The Invisible Subtitler, dari Inggris), dan Andreas Johnsen (sutradara film Bugs, dari Denmark).
Selain itu, EoS akan menghadirkan program spesial tentang Ingmar Bergman, seorang sineas ternama Swedia yang telah menyutradarai 60 film layar lebar, televisi, dan dokumenter. Bergman berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi termasuk penghargaan Oscar untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Untuk pertama kalinya, EoS mengadakan Short Film Pitch Project. Telah terpilih 10 finalis dari 122 pendaftar yang akan mempresentasikan ide mereka di depan panel yang terdiri dari filmmaker profesional. Tiga proyek terpilih akan didanai oleh EoS dan ketiga film pendek ini akan tayang perdana di EoS tahun depan.
Di Jakarta, 93 film tersebut ini akan diputar di beberapa pusat kebudayaan, seperti Erasmus Huis, Goethe Institute, Istituto Italiano di Cultura, dan Institut Français Indonésie. Selain itu, ada pula Universitas Multimedia Nusantara, dan SAE Institute.
Tahun ini EoS bermitra dengan beberapa lokasi penayangan baru seperti Ke:kini, Tugu Kuntskring Paleis, dan Hotel Tugu Bali. EoS juga akan diadakan di area perbelanjaan seperti Bintaro Jaya XChange Mall dan Gandaria City untuk pemutaran luar ruangan.
Tahun lalu, EoS berhasil menarik lebih dari 30 ribu penonton di enam kota yang disinggahi. Karenanya, penyelenggara berharap tahun tahun ini semakin banyak penonton yang datang.
"Kami berharap jumlah penonton bertambah. Festival ini juga mampu mempererat hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Eropa lewat hiburan dan industri kreatif kepada audiens di Indonesia," ujar Rafael de Bustamante.
[Gambas:Youtube](res)
baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180419160840-220-292033/puluhan-film-eropa-serbu-indonesia-lewat-europe-on-screenBagikan Berita Ini
0 Response to "Puluhan Film Eropa Serbu Indonesia Lewat Europe on Screen"
Posting Komentar