Sutradara sekaligus penulis naskah film Cuties yang tayang di Netflix, Maimouna Doucoure, buka suara usai film tersebut menuai kontroversi. Ia memulai penjelasan dengan mengisahkan inspirasi pembuatan Cuties, tepatnya ketika menghadiri pertemuan lingkungan di Paris, Prancis.
"Sekelompok penari yang sangat muda naik ke atas panggung dan mereka menari seperti yang biasa kita lihat di video musik. Saya terkejut karena usia mereka yang masih sangat muda yaitu 11 tahun," kata Doucoure dalam keterangan Netflix yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (11/9).
Sejak saat itu ia melakukan penelitian selama satu setengah tahun. Kurang lebih ia bertemu dengan ratusan praremaja untuk mengetahui kisah mereka, pandangan soal feminitas saat ini dan bagaimana membentuk citra di media sosial.
Doucoure mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa saat jumlah 'like' dan follower di media sosial sangat penting bagi praremaja. Dia menilai fenomena itu menjadi jenis baru dalam mencari 'cinta' dengan nilai yang berbeda.
Film Cuties dianggap netizen mengeksploitasi anak, sang sutradara memberi penjelasan. (Netflix)
|
Gadis-gadis saat ini, kata Doucoure, melihat bahwa semakin perempuan tampil seksual akan semakin sukses di media sosial. Kemudian praremaja lain ikut tampil seksual agar ikut sukses tanpa memahami artinya.
"Hal ini berbahaya. Dalam film saya Cuties, gadis-gadis ini mencari cinta dengan cara itu melalui perangkat yang diberikan orang dewasa untuk membangun diri mereka sendiri," kata Doucoure.
Cuties sendiri mengisahkan gadis 11 tahun, Amy, yang tinggal bersama ibu dan adik-adiknya di kawasan kumuh Paris. Ia sangat kesal ketika mengetahui ayahnya poligami. Padahal, selama ini ia menunggu ayahnya pulang dari Senegal.
Amy akhirnya memberontak dari tradisi keluarga yang tergolong konservatif. Terlebih ketika ia bergabung dengan tim tari berjiwa bebas, Cuties, yang digawangi oleh tetangganya bernama Angelica.
Sejak ditayangkan Netflix pada 9 September lalu, salah satu kontroversi besar terjadi di Amerika Serikat. Netizen menilai film ini tidak layak tayang karena kuat unsur eksploitasi seksual anak secara tidak langsung pada beberapa adegan.
Salah satu adegan yang paling dianggap tidak layak adalah ketika Cuties tampil pada sebuah acara. Mereka menari dengan pakaian ketat yang terbuka dan menampilkan koreografi eksotis, seperti meregangkan kaki sembari menggoyangkan bokong ke atas dan ke bawah.
Doucoure merasa penting untuk menampilkan nilai-nilai konservatif dan menunjukkan seksualitas dari tim penari secara bersamaan. Pasalnya film ini merupakan curahan hati sekaligus refleksi kisah pribadinya.
"Tumbuh dalam dua budaya telah memberikan saya kekuatan sekaligus nilai-nilai yang saya anut hingga hari ini. Saya dapat menghargai kedua budaya yang berbeda yang dibawa orang tua saya yang berkebangsaan Senegal dan
Prancis," kata Doucoure.
"Saya melihat begitu banyak ketidakadilan di sekitar saya yang dialami wanita dan saya menyimpan semua kemarahan itu di dalam diri saya. Saya tidak berdaya ketika saya masih kecil. Hari ini saya dapat menggunakan suara dan seni saya untuk membagikan visi saya tentang feminitas," ia melanjutkan.
Sutradara 35 tahun ini percaya bahwa film sebagai karya seni bisa mengubah dunia. Ia mengajak semua orang agar suara mereka bisa didengar, jangan hanya diam ketika ditindas.
Lebih lanjut, ia meminta Cuties ditonton sebagai sebuah pengalaman, bukan fokus pada gadis-gadis yang ada dalam film. Kemudian melihat film ini dari sudut pandang Amy sebagai karakter utama yang mengalami banyak hal.
(adp/bac) baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200911140337-220-545343/film-cuties-tuai-kontroversi-sutradara-buka-suaraBagikan Berita Ini
0 Response to "Film Cuties Tuai Kontroversi, Sutradara Buka Suara - CNN Indonesia"
Posting Komentar