Search

Film 1917: Lima bintang untuk karya yang 'sangat memesona dan menyentuh' - BBC Indonesia

Film epik 1917 berkisah tentang dua prajurit yangsedang bertugas untuk menyelamatkan 1.600 prajurit lainnya.

Dengan teknik pembuatan film dan sentuhan "mencengangkan", Caryn James menyebut "film ini merupakan salah satu film paling menggetarkan tahun ini".

Prajurit berwajah anak-anak yang berlari ke arah kamera dalam film 1917 benar-benar mempertontonkan apa yang begitu menghantui dan memilukan perihal Perang Dunia Pertama - anak-anak muda tak berdosa yang dikirim ke medan pertempuran, di mana seluruh masa depannya dihancurkan.

Barangkali tidak ada film yang mampu menangkap dahsyatnya perang itu, yang menewaskan sekitar 17 juta orang, dan membuat sekian keturunannya dirundung nestapa.

Sutradara Sam Mendes, yang begitu bijak mengambil pendekatan berlawanan, dengan mempersonalisasikan pengalaman melalui dua prajurit muda Inggris yang dikirim ke medan perang untuk suatu misi berisiko tinggi, mengerikan dan berlangsung sepanjang malam, terbukti mampu menciptakan film menegangkan, hidup dan menyentuh.

Blake (Dean-Charles Chapman) adalah tentara berwajah anak-anak itu. Schofield (George MacKay) tidak lebih tua, tetapi tampak lelah karena berperang.

Mendes menyeret para penonton ke dalam pengalaman dua prajurit muda itu saat mereka diperintahkan berjalan kaki melintasi wilayah tak bertuan, seraya membawa pesan yang dapat mencegah terjadinya pembantaian.

Mereka harus mencapai pasukan Inggris di garis depan sebelum fajar tiba, dengan pesan khusus membatalkan rencana serangan terhadap pasukan Jerman, yang telah menyiapkan perangkap penyergapan.

Dengan jalur komunikasi telepon yang mati, nasib sekitar 1.600 prajurit tergantung pada dua sosok pembawa pesan ini.

Strategi berani Mendes di belakang kamera telah menyedot perhatian yang berlimpah.

Dengan waktu pembuatan film yang amat lama dan sesedikit mungkin melakukan pemotongan dalam proses editing, dia menciptakan ilusi satu gerakan terus menerus ketika para prajurit-prajurit itu berlari melalui parit dan melintasi ladang berlumpur.

Teknik ini mengagumkan, tetapi membutuhkan lebih dari satu peran pengganti. Hal ini meningkatkan ketegangan dan kedekatan, memungkinkan kita untuk merasa terhubung dengan kedua pahlawan itu.

Bagaimanapun, keterhubungan itu terutama berkat para aktor. Chapman (Game of Thrones) dan MacKay (Captain Fantastic) sungguh mengagumkan dengan tampil bersahaja di layar.

Bagi Blake, misi itu bersifat pribadi karena kakak lelakinya kemungkinan besar akan menjadi korban jika serangan itu diteruskan.

Hubungan dekat inilah yang dieksploitasi oleh sosok sang jenderal (Colin Firth) yang memilihnya dalam misi ini.

Di awal perjalanan, sebelum aksi dan bahaya semakin meningkat, Blake berbicara perihal rumah. Pipi Chapman yang kemerah-merahan mungkin sudah cukup mengisyaratkan kepolosannya, tetapi penampilan itu memperlihatkan kebaikan karakter yang tidak perlu dipertanyakan lagi, walau terlalu muda untuk berada di dalam keadaan bahaya seperti itu, bertekad untuk menyelamatkan kakaknya.

Karakter Schofield lebih tenang dan harus dipancing agar bicara, dia enggan mengakui bahwa dia mendapatkan medali karena berperang di Somme, sebuah medali yang tidak ingin diungkitnya dan tidak lagi dimilikinya.

Terlepas dari kekecewaannya, dia hanya berkomitmen pada misi dan melindungi Blake.

Karakternya yang terlihat luar biasa dalam film, MacKay tampil dengan penampilan yang mencengangkan. Ketika dia bergulat dengan pertanyaan sulit yang diajukan Blake, Anda dapat melihatnya berpikir keras saat dia merasa ragu-ragu sebelum menjawab. Wajahnya semakin terlihat dihantui kesedihan.

Selain Firth, Andrew Scott dan Benedict Cumberbatch juga tampil sekilas sebagai perwira tentara Inggris. Tetapi film ini benar-benar milik Chapman dan MacKay, yang, lantaran mereka belum terlalu terkenal, membuat kita percaya keotentikannya.

Jika informasi awal tentang film 1917 lebih banyak perihal aspek tekniknya, barangkali salah satu alasannya adalah karena beberapa adegan paling menegangkan dan menyedihkan sangat mengejutkan.

Untuk mengetahui lebih mendetail tentang mengapa film ini begitu mengharukan, berarti membutuhkan banyak informasi.

Alasan lainnya adalah bahwa arahan Mendes dan sinematografer Roger Deakins yang benar-benar mencengangkan.

Saat Blake dan Schofield keluar melalui parit, kamera bergerak mundur bersama mereka, juga saat mereka berlari cepat ke arah penonton.

Kita merasakan langkah panik mereka serta klaustrofobia berada di tempat sempit dengan dinding yang terbuat dari lumpur.

Ketika mereka muncul di kawasan netral, kita ada bersama mereka saat mereka melintasi daerah luas yang dipenuhi mayat manusia dan kuda.

Pencahayaan dalam film 1917 adalah drama itu sendiri, yang mampu meningkatkan nuansa pada setiap adegan, berubah dari bayang-bayang gelap di suatu ruangan tempat Blake dan Schofield menerima perintah mereka, lalu berubah menjadi langit yang terang, dan akhirnya menjadi gumpalan nyala api raksasa yang memancarkan nyala jingga dengan langit malam yang hitam pekat.

Selain film American Beauty dan Jarhead yang kurang diperhitungkan, yang dibuat selama Perang Teluk, Mendes juga menyutradarai dua film terakhir James Bond, Skyfall dan Spectre.

Pengalamannya menyutradarai aksi-aksi Bond dimanfaatkan dengan baik dalam film 1917, yang ditandai keintimannya dipadu penataan tempat yang spektakuler, dengan pesawat jatuh dan aksi penyelamatan diri dari tembakan musuh.

Film 1917 merupakan penghargaan atas pengorbanan dan kepahlawanan, tetapi tidak bersikap naif terhadap segala kebrutalan yang terkadang ada di balik semua pertempuran.

Mark Strong, sang kapten yang memimpin perjalanan para pahlawan itu, memberikan saran agar pesan itu benar-benar disampaikan,

"Pastikan ada saksi," sehingga perintah untuk mundur tidak dapat diabaikan. "Beberapa orang hanya menginginkan perang," katanya.

Seringkali, Mendes menolak berfilsafat dan membiarkan berbagai tindakan - seperti aksi di seputar heroisme dan raut-raut muka tak berdosa di wajah mereka - mengekspresikan kondisi perang yang berat, rumit dan menakutkan.

Seperti yang terjadi pada banyak keluarga, keluarga Mendes juga tersentuh oleh Perang Dunia Pertama.

Dia mempersembahkan film ini untuk kakeknya, yang menceritakan pengalamannya sendiri di masa perang.

Mendes telah mengubah kenangan yang telah berlalu ini menjadi salah satu film yang paling menggetarkan di tahun ini.

★★★★★

Versi bahasa Inggris dari artikel ini, 1917: Five stars for 'dazzling and profoundly moving' film, di laman BBC Culture.

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.bbc.com/indonesia/vert-cul-51254773

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Film 1917: Lima bintang untuk karya yang 'sangat memesona dan menyentuh' - BBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.