Search

Wow, Muhammadiyah Ternyata Juga Terjun Dakwah Lewat Jalur Film Nasional - Koran Jakarta

YOGYAKARTA - Setengah dekade ke belakang, Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mulai serius memelopori gerak dakwah Muhammadiyah lewat jalur perfilman nasional.

Meski bukan perkara mudah, Ketua LSBO PP Muhammadiyah Sukriyanto meyakini bahwa film adalah media paling efektif dalam mengabarkan dakwah, sejarah hingga mengenalkan tokoh-tokoh inspiratif kepada khalayak umum.

"Saya bersama LSBO mengajak bergerak karena ini adalah sesuatu yang baru di Muhammadiyah dan dulu belum dikembangkan. Kalau bisa kita merebut lahan ini sehingga film ini menjadi sarana dakwah," tuturnya dikutip dari rilis PP Muhammadiyah pada Minggu (22/8).

Faktor lain yang melatarbelakangi LSBO terjun ke dunia film adalah untuk menjadikan LSBO lembaga yang mandiri. Di lain hal, dirinya juga melihat media film belum disentuh secara organisasi oleh Muhammadiyah.

"Dalam kaitan dengan film, belum pernah atau jarang dilakukan oleh organisasi. Tapi kalau individu-individu (Muhammadiyah) banyak. Tapi secara kelembagaan itu baru pada periode kemarin dan sekarang ini, ini kita sudah membuat empat film," ungkapnya.

Empat film yang dimaksud oleh Sukriyanto adalah "Meniti 20 Hari" (2017), "Sembilan Putri Sejati" (2018), "Jejak Langkah 2 Ulama" (2020), dan film anak-anak "Cita-Citaku Setinggi Balon" yang saat ini sedang digarap.

Film Meniti 20 Hari sendiri berkisah tentang mendiang ketua PP Muhammadiyah A.R Fakhrudin dan kepanduan Hizbul Wathan yang mampu melahirkan tokoh nasional seperti Jenderal Soedirman hingga Presiden Soeharto.

Film Sembilan Putri Sejati mengisahkan tentang perjuangan Kiai Dahlan mengangkat martabat perempuan Indonesia lepas dari kungkungan tabu dan adat yang merendahkan derajat mereka. Sementara itu Film Jejak Langkah 2 Ulama lahir atas kerjasama Muhammadiyah dengan Pondok Pesantren Tebu Ireng.

"Kita kerja sama dengan pondok pesantren Tebu Ireng. Kita ingin menembus sekat-sekat. Wa'tashimu bihablillah jami'an, walaa tafaraqu. jadi kita ingin membangun kerjasama, membangun silaturahmi dengan yang lain. Karena itu kita kerjasama dengan Tebu Ireng, kita kerjasama dengan Gus Sholah," terang Sukriyanto.

Masalah utama dalam film Jejak Langkah 2 Ulama yang dirancang diputar diseluruh pelosok Indonesia adalah datangnya pandemi.

"Yang keempat kita sudah membuat film yang sekarang sedang digarap, yaitu Cita-Citaku Setinggi Balon. Ini karena anak-anak itu perlu. Ke depan kita ingin mengembangkan yang lain. Demikian pula dengan seni-seni yang lain," pungkasnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto

Penulis : Eko S

Adblock test (Why?)

baca dong https://koran-jakarta.com/wow-muhammadiyah-ternyata-juga-terjun-dakwah-lewat-jalur-film-nasional

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wow, Muhammadiyah Ternyata Juga Terjun Dakwah Lewat Jalur Film Nasional - Koran Jakarta"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.