REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Deretan sinema pahlawan super telah memicu terjadinya transformasi di industri perfilman Hollywood. Memang selalu ada tren, tetapi perubahan di industri film selama beberapa dekade terakhir cukup drastis.
Era Hollywood yang lebih lawas cenderung fokus pada sosok bintang film. Pengamat film Amerika Serikat Ben Fritz dalam bukunya, The Big Picture, telah mengulas lebih jauh mengenai hal ini.
Sebut saja Tom Hanks atau Julia Roberts yang pernah menjadi jantung dari bisnis film, mendapatkan gaji fantastis atau bonus besar untuk tiap peran. Segala sesuatu tentang film disesuaikan untuk bersinergi dengan sang bintang.
Selain mereka berdua, ada juga sosok Brad Pitt, Angelina Jolie, atau Will Smith yang film-filmnya selalu mendapat tempat di hati penikmat film. Tentu saja, ada juga film populer yang daya tariknya ada pada waralaba.
Film The Godfather: Part II tercatat sebagai momen kunci dalam sejarah film, mengingat itu adalah sekuel sinema pertama yang memenangkan predikat film terbaik di Academy Award. Hollywood pun dengan cepat berinvestasi pada deretan sekuel.
Tetap saja, ada aktor tertentu yang dianggap menjadi sumber kesuksesan waralaba. Misalnya, Mark Hamill, Carrie Fisher, dan Harrison Ford dalam Star Wars, atau Arnold Schwarzenegger dalam The Terminator.
Hanya segelintir waralaba yang tampaknya mampu tumbuh melampaui sang bintang, salah satunya James Bond. Seiring waktu, semua mulai berubah. Sekarang, Hollywood terlihat lebih fokus pada kekayaan intelektual (IP).
Pemirsa tidak lagi setia pada aktor melainkan waralaba yang mengadaptasi IP tertentu, terutama buku komik. Waralaba paling mengemuka, semesta sinematik Marvel (MCU), memainkan peran kunci dalam transformasi ini.
Bermula dari Iron Man, terbangun klimaksnya di The Avengers, dan terus berlanjut. Marvel Studios dengan cepat mengembangkan reputasi untuk casting yang luar biasa, tetapi aktor mereka bukanlah porsi yang terbesar.
Karakter yang diperankan dan semesta cerita juga berperan penting. Ambil contoh, Robert Downey Jr sebagai Iron Man tak diragukan, tapi filmnya sesudah itu, Dolittle, bahkan gagal menutup anggaran produksi.
Artinya, keberhasilan waralaba tak tergantung pada sang aktor. Chris Hemsworth ikonik sebagai Thor, tetapi Men in Black: International, Ghostbusters, Blackhat, dan The Huntsman: Winter's War kurang diterima.
Chris Evans sang Captain America telah menemukan beberapa kesuksesan dengan film-film seperti Knives Out dan Snowpiercer, tetapi juga tidak semua filmnya unggul. Uniknya, Scarlett Johansson punya kasus berbeda.
Dua perannya setelah Black Widow justru masuk dalam nominasi Oscar. Fakta bahwa dia memiliki karier kuat dan mapan sebelum membintangi Black Widow kemungkinan turut memengaruhi kesuksesannya yang berkelanjutan.
Penonton juga barangkali bukan ingin melihat Tom Holland, tetapi Tom Holland sebagai Spider-Man. Jika film Holland berikutnya, Uncharted, mencatat kesuksesan, mungkin dia bisa menjadi salah satu aktor yang melampaui waralaba. Meskipun, perlu dicatat juga bahwa Uncharted didasarkan pada IP gim video yang sudah ada sebelumnya.
Saat ini, hanya ada sedikit aktor yang mampu meluncurkan beberapa waralaba baru dan orisinal seperti Harrison Ford atau Keanu Reeves. Hollywood jelas telah berubah, dan semua yang berkecimpung di dalamnya lebih baik terus beradaptasi, dilansir di laman Screen Rant, Selasa (3/8).
baca dong https://www.republika.co.id/berita/qx8vgp425/film-superhero-picu-transformasi-hollywoodBagikan Berita Ini
0 Response to "Film Superhero Picu Transformasi Hollywood - Republika Online"
Posting Komentar