Jakarta, Beritasatu.com - Film pendek Tilik sempat ramai diperbicarakan setelah viral di media sosial. Meski banyak menuai pujian namun tak sedikit pula yang mengkritik film yang sampat saat ini sudah menembus 22 juta viewer.
Sosok Bu Tedjo yang menjadi pemeran utama film ini paling banyak mengundang perhatian. Dalam alur cerita Bu Tedjo digambarkan sebaga sosok yang rajin bergunjiing. Dalam adegan film tersebut dikisahkan sepanjang perjalanan menjenguk Bu Lurah, Bu Tejo dan ibu-ibu lainnya bergunjing, berprasangka buruk kepada warga yang masih berstatus lajang, yaitu Dian.
Sang sutradara yakni Wahyu Agung Prasetyo mengatakan dirinya sangat terbuka terhadap masukan dan kritikan yang masuk tentang film Tilik.
“Kami sangat terbuka dengan kritikan masyarakat terhadap film ini, karena menurut kami tidak ada karya yang tak luput dari kritikan, begitu pula dengan film Tilik ini. Kritikan itu bisa mendewasakan ketika akan membuat karya lagi ke depannya,” jelas Wahyu Agung Prasetyo dalam webinar yang digelar Universitas Budi Luhur, Senin (8/9/2020).
Selain kritikan, penonton pun dibuat bingung dengan pesan moral dari film ini, banyak pula yang menyebut bahwa film Tilikmemiliki pesan yang multi tafsir.
“Nah kemudian ketika ada stigma jelek, stigma baik, film ini sudah sangat eksplisit di dialog-dialog tertentu, ketika kita sudah cermat dan menelaah film ini, kemungkinan tafsirnya bisa sama dengan kami yang membuat filmnya. Nah ketika film ini sudah kami lempar di publik dan jadi konsumsi publik, saya pikir itu sudah hak interprestasi publik juga,” lanjut Wahyu Agung.
Yang jelas film Tilikmerupakan cara positif dalam memanfaatkan kondisi-kondisi yang ada di lingkungan kita, menjadi sebuah inspirasi karya anak bangsa dengan melakukan sesuatu yang inspiratif mulai dari ide yang sederhana.
Rektor Universitas Budi Luhur, Wendi Usino dalam kesempatan itu menilai apa yang disajikan di film Tilik merupakan kisah nyata yang terjadi di masyarakat.
“Saya harapkan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa Budi Luhur, saya mengambil kesimpulan cerita dari film Tilik ini yakni tidak ada hitam, tidak ada putih, semuanya abu-abu, kebenaran itu relatif sifatnya. Jadi tidak ada tokoh benar, tidak ada tokoh salah, tidak ada penjahat, tidak ada jagoan, intinya ini kisah nyata yang ada di masyarakat," jelas Wendi Usino.
Dalam kesempatan yang sama Kasih Hanggoro, MBA selaku Ketua BPH Yayasan Budi Luhur Cakti mengatakan bahwa lewat film ini mengingatkan kita untuk tidak menghakimi sebelum tahu kebenaranya.
“Pertama di film ini kan tujuannya saling tolong menolong untuk menimbulkan rasa cinta kasih dengan menjenguk orang sakit. Kedua penting bagi saya disetiap dialognya ada prasangka buruk terhadap seseorang, yang intinya jangan menghakimi sebelum kejadian itu terjadi atau ketidak tahuan kita, yang paling benar yaitu mencari terlebih dahulu,” kata Kasih Hanggoro, MBA selaku Ketua BPH Yayasan Budi Luhur Cakti.
Film Tilik mencoba memeras alam bawah sadar dan menyaringnya dalam sebuah pahatan Cerdas Berbudi Luhur. Seperti nilai-nilai kebudiluhuran dalam bermasyarakat dan mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga sikap dan perbuatan kepada sesama.
Sumber:BeritaSatu.com
baca dong https://www.beritasatu.com/iman-rahman-cahyadi/hiburan/674005/sutradara-film-tilik-tidak-ambil-pusing-kritikan-warganetBagikan Berita Ini
0 Response to "Sutradara Film Tilik Tidak Ambil Pusing Kritikan Warganet - BeritaSatu"
Posting Komentar