KOMPAS.com – Layanan streaming film asal Amerika Serikat (AS) Netflix secara resmi mengumumkan penayangan film terbarunya, yakni A World Without pada 14 Oktober 2021.
Pada proyek ini, Netflix bekerja sama dengan sutradara asal Indonesia Nia Dinata yang juga menyutradarai Arisan! dan Berbagi Suami, serta penulis naskah Lucky Kuswandi yang terlibat dalam film Ali dan Ratu Ratu Queens, juga Selamat Pagi, Malam.
Film bertema misteri tersebut menceritakan tentang pengalaman menegangkan yang dialami tiga orang remaja perempuan yang mencoba untuk menjelajahi kehidupan alternatif dari yang mereka jalani saat ini.
Ketiga tokoh utama remaja tersebut akan dimainkan oleh Amanda Rawles yang berperan sebagai Salina, seorang gadis lemah lembut dan ambisius yang bercita-cita menjadi pembuat film. Amanda sebelumnya juga membintangi Dear Nathan.
Lalu, ada juga Maizura sebagai Ulfah yang bermimpi menjadi istri dan ibu yang baik. Adapun film yang pernah dibintangi Maizura adalah Tarung Sarung.
Terakhir, ada Asmara Abigail sebagai Tara yang berwatak pemberontak dan keras kepala. Kebolehan akting Abigail bisa disaksikan lewat film Perempuan Tanah Jahanam.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Selain ketiga tokoh itu, film A World Without juga didukung beberapa artis papan atas Indonesia, seperti Chicco Jerikho yang juga membintangi Filosofi Kopi, dan A Copy of My Mind, serta Ayushita--pemain film Kartini dan What They Don't Talk About When They Talk About Love-- yang berperan sebagai pasangan bernama Ali Khan dan Sofia Khan sekaligus pemimpin di sebuah organisasi bernama The Light.
Karakter mereka berdua digambarkan sebagai sosok yang hangat dan karismatik, tetapi penuh dengan teka-teki.
Selain itu, ada juga bintang lainnya, seperti Jerome Kurnia yang juga bermain di film Bumi Manusia, Richard Kyle, yakni aktor yang juga terlibat dalam Ini Kisah Tiga Dara, serta Dira Sugandi yang dikenal aktingnya lewat Selamat Pagi, Malam.
Sinopsis
Film terbaru garapan Nia Dinata ini akan mengambil latar pada 2030 dan mengangkat tema distopia.
Film tersebut menceritakan tentang kondisi dunia saat itu yang digambarkan sudah mengalami kontaminasi akibat pandemi dan tidak ada lagi yang peduli terhadap masa depan.
Pada masa itu, tak ada kehidupan yang benar-benar baik. Hal tersebut terlihat dari semakin buruknya keadaan lingkungan, banyaknya binatang yang punah, dan menurunnya tingkat reproduksi manusia.
Di tengah buruknya kondisi tersebut, hadir sebuah organisasi The Light yang bertujuan untuk membimbing para remaja agar dapat mencapai potensi terbaiknya sesuai dengan bakat dan minat mereka.
Para remaja tersebut juga akan dibantu untuk mempersiapkan masa depan yang ideal dan berkelanjutan.
Bagi remaja yang belum memiliki jati diri kuat, kehadiran The Light bagai cahaya dalam pelita lantaran dianggap mampu membantu mencapai segala tujuan mereka.
Adapun dalam membantu remaja dalam mencapai tujuan dan potensinya, The Light memiliki sebuah metode unik.
Mereka akan memasangkan setiap remaja sesuai dengan karakter dan kemampuan masing-masing untuk dinikahkan. Namun, mereka juga harus siap memulainya dari awal dalam menjalankan lembaran baru.
Terbukti, semua orang yang masuk ke organisasi tersebut memiliki masa depan cerah dan mampu memperbaiki dunia yang sedang di ambang kehancuran.
Namun, di balik indahnya premis yang ditawarkan The Light melalui Sofia dan Ali Khan, mereka memiliki sebuah sisi gelap yang tak diketahui banyak orang. Masalah inilah yang menjadi turning point bagi organisasi mereka.
Adapun ketiga pemeran utama perempuan, yakni Salina, Ulfah, dan Tara merupakan bagian dari The Light.
Mereka tertarik untuk mencoba kehidupan indah dan sesuai dengan impiannya masing-masing seperti yang dijanjikan oleh The Light. Namun, mereka juga harus menanggung konsekuensi besar atas kehidupan tersebut.
Dari situlah, ketiganya harus menghadapi banyak hal tak lazim dan harus berjuang untuk mengatasi situasi tersebut.
Nia mengatakan, selain menyajikan ketegangan dan misteri, ketiganya juga akan menyuguhkan cerita mengenai tiga sahabat yang belajar mengenai pentingnya menemukan keyakinan dan kekuatan mereka sendiri.
“Kami memiliki perspektif perempuan yang kuat. Itu terlihat dari terlibatnya banyak kru perempuan dalam film ini, mulai dari sinematografer, produser, penata kostum, hingga koreografer. Kami merasa bahwa pesan pemberdayaan perempuan yang kuat tidak berhenti di depan kamera, tetapi juga di belakangnya,” ujar Nia dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (17/9/2021).
Nia berharap, melalui kerja sama dengan Netflix, pesan yang ada di film A World Without dapat menjangkau banyak orang di seluruh dunia.
Sebagai informasi, Netflix telah meluncurkan teaserA World Without. Teaser tersebut memperlihatkan Amanda Rawles, Maizura, dan Asmara Abigail sedang berjalan riang menuju Chicco Jerikho dan Ayushita yang menyembunyikan rahasia berbahaya di balik senyum indah mereka.
Apa yang akan terjadi pada Salina, Ulfah, dan Tara? Dapatkah mereka menemukan masa depan ideal seperti yang dijanjikan organisasi The Light?
Lalu apa yang disembunyikan oleh organisasi tersebut dan bagaimana nasib ketiga remaja itu setelah menemukan rahasia gelap dalam The Light?
Untuk mendapatkan jawabannya, saksikan A World Without yang akan tayang perdana di 190 negara pada Kamis (14/10/2021) dan hanya tersedia di platform streaming online Netflix.
baca dong https://biz.kompas.com/read/2021/09/24/070000828/segera-tayang-di-netflix-film-a-world-without-janjikan-banyak-keteganganBagikan Berita Ini
0 Response to "Segera Tayang di Netflix, Film A World Without Janjikan Banyak Ketegangan - Kompas.com - KOMPAS.com"
Posting Komentar