Search

Kondisi Parah, Produser Film Sampai Bioskop Berdarah-Darah! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekerja film nasional terkena imbas dari pandemi paling dalam. Hal ini karena masyarakat takut ke bioskop dan kebijakan soal bioskop yang belum diperbolehkan untuk beroperasi.

Kondisi ini membuat banyak pekerja film yang kehilangan pekerjaan saat pandemi gelombang kedua ini melonjak akibat varian delta. Namun, di sisi lain film production house (PH) dan sutradara tidak mau menayangkan film di bioskop karena sedikitnya jumlah kunjungan ke bioskop.

Menurut Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Marcella Zalianty, pada awal tahun ini pertumbuhan industri belum pulih. Dimana pangsa pasar film nasional kembali naik menjadi 41%. Namun akibat dari pembatasan akibat naiknya angka Covid - 19 banyak film yang gagal tayang pada layar bioskop.


Sementara dari bioskop merupakan pendapatan terbesar dari production house. Imbasnya banyak tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang tidak mendapat pekerjaan.

Saat ini pekerja perfilman juga tengah menanti pemerintah kembali membuka bioskop. Namun, produser saat ini masih wait and see untuk merilis film karena tak ekonomis.

"Masih ada potensi PH atau sutradara ini masih wait and see menayangkan filmnya, karena masih ada rasa stigma penonton takut ke bioskop. Ketika PH menayangkan filmnya kesannya jadi rugi. Nah ini butuh insentif pemerintah nomor satu di situ," kata Marcella ketika ditanya mengenai insentif apa yang dibutuhkan pelaku industri film, dalam Profit, CNBC Indonesia, Senin (13/9/2021).

Sehingga membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk menghilangkan stigma penonton takut ke bioskop karena pandemi. Lalu Marcella juga mengatakan insentif juga dibutuhkan ke PH atau sutradara yang produksinya terhambat. Karena ada film dengan skenario bagus namun tidak bisa dilanjutkan karena pandemi.

"Agar bisa dibantu supaya bisa diproduksi sehingga lapangan pekerjaan terbuka," katanya.

Selain itu Marcela mengatakan industri perfilman merupakan salah satu sektor yang terkena dampak paling dalam adanya PPKM. Paling tidak ada ratusan pekerja film yang kehilangan pekerjaan.

"Perfilman terkena hit paling besar karena produksi melibatkan tenaga kerja banyak terhenti. Hingga ratusan orang terkena imbasnya, bulan pertama pekerja 500 pekerja film jobless karena tidak bisa shooting sejak awal pandemi," kata

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin juga mengakui adanya potensi sutradara nasional tidak mau menayangkan film di bioskop saat sudah diperbolehkan beroperasi.

"Itu hak mereka mau wait and see atau tidak. Kalau rugi ya pasti rugi dari yang lalu lalu juga. Tapi saya imbau segera masukan film ke bioskop, mereka akan mendapat tinta emas karena menjadi bagian yang membantu industri perfilman di masa pandemi," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Adblock test (Why?)

baca dong https://www.cnbcindonesia.com/news/20210913125841-4-275788/kondisi-parah-produser-film-sampai-bioskop-berdarah-darah

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kondisi Parah, Produser Film Sampai Bioskop Berdarah-Darah! - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.