Search

Review Film: The Wailing - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

The Wailing merupakan film horor favorit dan selalu menjadi pilihan saya untuk diputar ulang apabila bingung memilih film-film yang baru tayang di layanan streaming.

Terlebih lagi ketika mengetahui Na Hong-jin, sutradara The Wailing, sedang berkolaborasi bersama Sutradara film Shutter Banjong Pisanthanakun dalam memproduksi film baru. Itu menjadi alasan baru untuk kembali menyaksikan The Wailing.

The Wailing mengisahkan misteri di desa kecil bernama Gokseong yang terletak dekat hutan. Kisah bermula dari kematian sejumlah warga desa yang diduga akibat penyakit.


Sekelompok orang mulai curiga orang Jepang (Jun Kunimura) yang baru datang ke desa itu menjadi penyebab penyebaran penyakit tersebut. Atas desakan warga desa, polisi menyelidiki tentang orang Jepang tersebut. Sinopsis The Wailing bisa dibaca di sini.

Sama seperti dua film hit lainnya, The Chaser and The Yellow Sea, Na Hong-jin yang juga menjadi penulis membuat The Wailing berjalan dengan pace cukup lambat. Alih-alih bosan, cara itu malah membuat saya sebagai penonton terbawa perlahan masuk dan kemudian tenggelam dalam cerita.

Seperti virus yang kadang tanpa disadari telah masuk ke manusia, menyebar, dan saat itu masih terlihat baik-baik saja. Hingga pada akhirnya berpotensi menyebabkan 'kerusakan'.

Terlebih lagi, jumpscare hampir tidak ditemui di sepanjang film. Sehingga, saya merasa baik-baik saja dari awal dan berakhir pusing akibat memikirkan banyak pertanyaan yang muncul sejak pertengahan The Wailing.

The Wailing
dok. Finecut via KOBIZFilm The Wailing. (dok. Finecut via KOBIZ)

Na Hong-jin meletakkan permasalahan satu per satu secara perlahan dalam film ini. Begitu pula dengan petunjuk memecahkan misteri di sana.

Semua dilakukan secara detail dan mungkin akan terlewati oleh penonton. Sebab, masih banyak hal baru yang bisa ditemukan atau disadari ketika menyaksikan ulang The Wailing.

Seperti yang saya sampaikan, banyak pertanyaan yang muncul ketika sudah terbawa dalam jalan cerita The Wailing. Semua karakter terlihat abu-abu.

Di awal-awal menonton, penonton mungkin bisa dengan yakin menyatakan sosok A merupakan penjahat dari kisah ini. Namun, Na Hong-jin dengan gaya ceritanya membuat penonton jadi mempertimbangkan ulang pandangannya tersebut.

"Jadi siapa pelakunya? Siapa dia sesungguhnya?" pertanyaan yang kerap muncul di pikiran saat menonton.

Hingga di jelang akhir film, Na Hong-jin mempercepat tempo dengan memastikan cerita tak dipaksakan supaya selesai.

Di sisi lain, Na Hong-jin juga dengan apik memadukan unsur agama, keyakinan, dan adat. Menyaksikan The Wailing dari awal hingga akhir bisa memberikan getaran bahkan horor tersendiri bagi pemeluk agama Kristen.

Dari awal, pertengahan, bahkan akhir, Na Hong-jin memang menyelipkan ayat-ayat Alkitab.

Na Hong-jin pun memadukannya dengan keyakinan lain. Hal itu membuatnya berkeliling banyak negara untuk bertemu pemuka agama dan mengumpulkan informasi mengenai tradisi keagamaan serta ritual pengusiran setan.

Meski begitu banyak hal membuat saya candu dengan The Wailing, ada catatan kecil yang mengganjal. Ciri khas karakter protagonis ala film horor seperti polos bahkan bisa dibilang bodoh masih terlihat dalam film ini.

Hal itu membuat saya kadang merasa gemas melihat langkah dan keputusan yang dibuat Polisi Jong-goo (Kwak Do-won) saat mencoba memecahkan misteri di Gokseong.

Secara garis besar, The Wailing merupakan film horor yang akan selalu saya rekomendasikan kepada orang-orang yang tak menyukai jumpscare tapi tetap mau mendapatkan rasa takut serta unsur horor dari film itu sendiri.

Sama seperti The Chaser and The Yellow Sea, The Wailing juga memiliki beberapa adegan kekerasan. Sehingga, film ini ditujukan untuk penonton dewasa.

Diam-diam menghanyutkan cukup mendeskripsikan film ini. Saya pun merekomendasikan untuk setidaknya menyaksikan The Wailing dua kali untuk benar-benar melihat detail masalah dan petunjuk yang diberikan Sutradara Na Hong-jin.

Pada akhirnya saya hanya bisa berpesan, percaya lah pada kata hatimu. Sungguh buruk apabila melihat iblis. Tapi lebih buruk lagi jika iblis melihatmu.

The Wailing bisa disaksikan di Viu.

(bac)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210312180617-220-616855/review-film-the-wailing

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Review Film: The Wailing - CNN Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.