Search

Kenapa Publik Korea Sensitif Film dan Drama Berlatar Sejarah? - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Belakangan dua drama Korea berlatar sejarah, Joseon Exorcist dan Snowdrop, menjadi sorotan publik Korea karena telah dituding memutarbalikkan sejarah negara itu. Protes ini bahkan berujung pada pemberhentian tayangan hingga penggantian nama karakter.

Dosen Pengampu Mata Kuliah Drama Korea FIB Universitas Indonesia Eva Latifah mengatakan reaksi itu bukan hal baru di Korea Selatan. Ia menilai hal itu dapat terjadi karena ada dua faktor.

Pertama, drama sageuk atau yang bertema sejarah kerajaan merupakan isu yang sensitif bagi warga Korea Selatan. Ia pun mencontohkan kasus pada 2007 lalu saat ia hadir dalam sebuah diskusi di kampus Kyung Hee University.


Eva mengatakan bahwa tayangan bertema sejarah seperti film Hwang Jin Yi yang mengangkat cerita tentang wanita penghibur di era Joseon menjadi sorotan warga karena berpotensi melenceng dari sejarah.

Kala itu, publik mempertanyakan sosok Song Hye-kyo yang membawakan karakter Hwang Jini dalam film tersebut. Namun, kritikan itu tak sebesar sekarang karena akses mudah di tengah perkembangan teknologi informasi saat ini.

"Sebetulnya dulu juga ada, tapi kenapa sekarang mulai ramai lagi. Pertama saya lihat sekarang akses ke internet lebih tinggi. Mereka jadi lebih sadar kalau drama dan film Korea sudah mendunia, jadi mereka lebih hati-hati lagi," ujar Eva.

Dalam kasus Joseon Exorcist warga menuding jalan cerita dalam drama tersebut memutarbalikkan sejarah Korea. Joseon Exorcist merupakan drama terbaru karya penulis Park Kye-ok yang mengisahkan pemerintahan Raja Taejong dalam Dinasti Joseon 1392-1910. Drama bergenre fantasi supernatural ini menggambarkan pertarungan keluarga kerajaan melawan roh jahat.

Drama itu dikritik karena menggambarkan Raja Taejong yang berhalusinasi dan membantai orang-orang Joseon yang tidak bersalah. Hal yang sama juga berlaku untuk drama Snowdrop yang mengambil latar belakang waktu 1987 ketika Korea Selatan mengalami gerakan demokrasi nasional.

Jisoo BLACKPINKJisoo BLACKPINK ikut syuting film Snowdrop. (Dok. YG Entertainment)

Dalam sebuah petisi yang diajukan ke Kantor Kepresidenan Korea Selatan pada Minggu (28/3) warga mengklaim drama yang dibintangi Jung Hae-in dan Jisoo BLACKPINK ini menampilkan mata-mata sebagai karakter utama. Ada pula tudingan soal dugaan keterlibatan Korea Utara dalam gerakan demokrasi Korea Selatan.

Tak hanya itu, petisi tersebut juga menyinggung keterlibatan tokoh-tokoh lain dalam penyiksaan dan pembunuhan orang untuk 'mempercantik' salah satu badan pemerintah Korea Selatan atau yang sekarang dikenal dengan Kementerian Keselamatan dan Perencanaan Nasional (NIS).

Eva menilai hal tersebut memantik rasa nasionalisme warga Korea Selatan yang tinggi. Kesadaran mereka dalam mengawal sejarah dalam tayangan dua drama tersebut semakin kuat dibandingkan dahulu.

Selain perbedaan karakter asli dengan tokoh dalam film, faktor kedua yang menyebabkan warga Korea Selatan meradang atas penayangan drama tersebut karena ada unsur mendistorsi sejarah. Terlebih di film itu menampilkan unsur-unsur dari China menu-menu makanan Tiongkok.

Contohnya yang ditampilkan dalam drama Joseon Exorcist yang menggunakan lamian dari China. Padahal Korea Selatan juga memiliki sejenis ramen yang terkenal bernama Japagetti.

"[Joseon Exorcist] juga mencantumkan barang-barang yang merepresentasikan China. Jadi orang Korea khawatir orang-orang di luar Korea akan menduga bahwa budaya di Korea itu semuanya diambil dari China, makananya dan segala macam," ujar Eva.

Menurut Eva, kasus ini membuktikan bahwa nasionalisme orang Korea Selatan terhadap sejarah bangsa mereka begitu tinggi. Ia memandang hal ini menjadi pembelajaran yang berharga bagi para pelaku industri kreatif agar lebih memperhatikan fakta sejarah.

Mengutip penjelasan dari salah satu profesor dalam diskusi yang dilakukan pada 2007 silam, Eva mengatakan bahwa drama saeguk tidak dilarang. Namun, perlu diperhatikan dengan lebih hati-hati lagi karena menyangkut identitas Korea Selatan.

"Boleh buat drama sageuk tapi kalau mau buat fantasi jangan dari tokoh yang beneran ada. Pakai tokoh fantasi sekalian saja, kalau pakai tokoh yang beneran dikhawatirkan ada distorsi sejarah, " kata Eva.

Ia pun menambahkan drama Snowdrop dapat tetap tayang karena pihak jTBC memastikan akan mengganti nama tokoh Eun Young-cho, yang diduga serupa dengan nama aktivis pro-demokrasi di dunia nyata, Chun Young-cho.

Kendati demikian, ia kembali mengingatkan penggunaan produk-produk dari China dalam drama tersebut agar tidak bernasib seperti drama Joseon Exorcist.

(nly/bac)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210331181649-220-624580/kenapa-publik-korea-sensitif-film-dan-drama-berlatar-sejarah

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kenapa Publik Korea Sensitif Film dan Drama Berlatar Sejarah? - CNN Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.