Search

Sepuluh film layak tonton bulan Februari: Dari 'The Invisible Man' yang horor hingga superhero perempuan 'Birds of Prey' - BBC Indonesia

Dari film menakutkan The Invisible Man hingga film drama-komedi Emma dari novel Jane Austen, inilah beberapa film yang layak dipertimbangkan untuk ditonton pada bulan Februari.

The Invisible Man

Ditulis dan disutradarai oleh Leigh Whannell (Saw, Insidious) dan diproduseri oleh 'dewa' film horor Jason Blum, The Invisible Man tidak banyak mengambil ide dari karya fiksi ilmiah karya HG Wells, kecuali judul dan nama karakter Griffin.

Tetapi film ini bisa sama menakutkannya seperti cerita di novelnya, bahkan bisa jadi lebih menakutkan.

Elisabeth Moss berperan sebagai Cecilia Kass, perempuan yang meninggalkan pacarnya yang kejam, Adrian Griffin (Oliver Jackson-Cohen), yang sesaat setelah itu melakukan bunuh ciri.

Apakah betul dia bunuh diri? Cecilia yakin bahwa mantannya, yang jenius secara ilmiah, telah menemukan rahasia untuk tidak terlihat orang lain dan menggunakan kemampuan itu untuk menyiksa dirinya.

Sekarang Cecilia harus membuat orang lain percaya padanya.

Film ini akan dirilis pada 27 Februari mendatang di Australia, Hong Kong, serta 28 Februari di Inggris, Irlandia dan Amerika Serikat.

True History of the Kelly Gang

George MacKay, Russell Crowe, Charlie Hunnam, Nicholas Hoult dan Essie Davis membintangi film yang disutradarai Justin Hatzel, yang diadaptasi dari novel karya pemenang Booker Prize, Peter Carey, True History of Kelly Gang.

Namun terlepas dari judulnya, film biopik Ned Kelly yang selalu gelisah ini dibuka dengan keterangan yang menyatakan bahwa "tidak ada satu pun yang kamu lihat itu benar".

Malahan berbagai peristiwa itu diingat oleh pelanggar hukum berkebangsaan Australia itu sendiri (diperankan oleh MacKay) - dan dia ingin membuat mitologi tentang masa kecilnya yang sulit serta mengeksploitasi pasukan pemberontak lintas busananya.

Peter Bradshaw, dalam wawancara dengan The Guardian, mengatakan bahwa Kurzel "memicu ledakan pembangkangan dan anarki kelompok punk dengan cerita yang amat brutal dan kejam, serta sadis, yang terhampar di lanskap yang hangus dan tampak seperti tempat antah berantah".

Film ini dirilis pada 28 Februari di Inggris, Irlandia, dan Turki.

Birds of Prey: And the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn

Bisa saja film-film pahlawan berbiaya besar yang diproduksi Marvel laku besar di pasar, tetapi beberapa film terbaru dari DC lebih menarik.

Film pahlawan perempuan modern pertama, Wonder Woman, adalah suatu fenomena, dan drama urban dari Scorsese, Joker, telah dinominasikan untuk memenangkan 11 kategori Piala Oscar.

Sekarang ada Birds of Prey, yang merupakan film pertama tentang sekelompok superhero perempuan, bukan sekedar superhero, serta merupakan film pertama dalam genre ini yang disutradarai oleh seorang perempuan Amerika berdarah Asia, Cathy Yan.

Margot Robbie kembali memerankan Harley Quinn dari kelompok Suicide Squad yang mengerikan.

Setelah pecah kongsi dengan Joker, dia bergabung dengan Huntress (Mary Elizabeth Winstead) dan Black Canary (Jurnee Smollett-Bell) untuk menangani penguasa kejahatan Gotham City, Black Mask (Ewan McGregor).

Secara umum film ini akan bisa mulai dinikmati pada 5 Februari.

The Call of the Wild

Film ini diadaptasi dari novel dengan latar petualangan di alam liar karya Jack London, The Call of the Wild.

Film ini bercerita tentang seekor anjing domestik berbulu tebal jenis persilangan St Bernard/Scotch Collie, bernama Buck, yang dicuri dan dilarikan ke kawasan utara yang beku selama masa perburuan emas alias Klondike Gold Rush.

Anjing itu beruntung, berteman dengan satu-satunya makhluk di kawasan itu yang lebih kasar, kelabu dan lebih berbulu tebal ketimbang dirinya - sosoknya diperankan oleh Harrison Ford.

Apakah ini akan menjadi karib berbulu dan terbesar Harrison Ford semenjak film Han Solo berikut sosok berbulu Chewbacca?

Buck yang diciptakan melalui komputer benar-benar tampak meyakinkan, dan sang sutradara, Chris Sanders, paham betul bagaimana membuat film tentang medan yang keras (The Croods) dan persahabatan antara manusia dan hewan (How To Train Your Dragon).

Film ini akan dirilis pada 19 Februari di Inggris dan Perancis, 20 Februari di Australia dan 21 Februari di Amerika Serikat dan Irlandia.

Emma

Drama-komedi yang indah, diadaptasi dari novel abad ke-19 ini, tampaknya akan kembali meledak.

Mengikuti jejak Little Women dan The Personal History of David Copperfield, Novel Emma karya Jane Austen kembali diangkat ke layar lebar sejak mak comblang sok tahu yang diperankan Gwyneth Paltrow pada 1996.

Versi baru ini dibintangi oleh Anna Taylor-Joy sebagai Emma Woodhouse yang "cantik, pintar dan kaya", bersama Johnny Flynn, Josh O'Connor, Bikk Nighy dan Miranda Hart.

Tetapi bagaimana Emma versi ini akan dibandingkan dengan adaptasi novel Austen yang terkocak?

Akan dirilis pada 13 Februari di Australia, 14 Februari di Inggris dan Irlandia, serta 21 Februari di Amerika Serikat.

And Then We Danced

Drama pada seputar pertumbuhan usia remaja ke dewasa ini membalikkan anggapan bahwa sekolah dansa di abad ke-20 akan menjadi lingkungan bagi aktivitas kaum muda gay.

Dalam tradisi sekolah dansa National Georgian Ensemble di Tbilisi, Merab (Levan Gelbakhiani) diberitahu: "Tarian Georgia berpijak pada kejantanan - tidak ada ruang yang serba lemah-lembut."

Sampai akhirnya sang pembangkang, Irakli (Bachi Valishvili), bergabung di sekolah tempat Merab belajar menunjukkan sisi lembutnya.

Kelompok-kelompok sayap kanan menentang film layar lebar karya Levan Akin ketika film itu ditayangkan di Georgia, tetapi And Then We Danced sudah memiliki penonton di tempat lain.

Fiona Underhill dalam wawancara dengan situs berita JumpCut mengatakan bahwa film itu "mampu mencapai sesuatu yang benar-benar istimewa… membuka dunia kita dan memberi kita pengalaman tentang orang-orang dengan budaya yang berbeda dari budaya kita, serta menghubungkan kita secara manusiawi melalui tema yang paling universal, yakni tema cinta pertama".

Film ini akan dirilis pada 7 Februari di Amerika Serikat dan 21 Februari di Jepang.

The Photograph

Menurut sebuah laporan dari IndieWire, hanya lima dari 814 film yang dirilis di bioskop Amerika Serikat pada 2018 yang disutradarai oleh perempuan kulit hitam, dan hanya satu dari lima film itu yang berasal dari studio besar.

Itulah sebabnya kenapa film-film Amerika yang ditulis serta disutradarai oleh perempuan kulit berwarna hampir tidak ada, tetapi The Photograph adalah satu dari sedikit film itu.

Film romantis karya Stella Meghie dibintangi oleh Issa Rae (Insecure) yang berperan sebagai seorang perempuan yang menemukan foto almarhum ibunya dengan seorang pria misterius.

LaKeith Stanfield (Knives Out, Uncut Gems, Get Out) adalah seorang jurnalis yang tertarik dengan apa yang ditemukannya - dan menjadi lebih tertarik pada tokoh yang diperankan oleh Issa Rae itu. Tontonan yang ideal untuk Hari Valentine.

Dirilis pada 14 Februari di Amerika Serikat, Irlandia, Norwegia, dan Swedia.

Saint Frances

Kelly O'Sullivan merupakan penulis skenario sekaligus bintang dari komedi indie sensitif tentang Bridget, seorang perempuan yang tidak punya tujuan dari Chicago berusia 30-an, yang bekerja sebagai pengasuh anak berusia enam tahun.

Tentu saja, Brigdet segera belajar banyak dari Frances (Ramona Edith-Williams) sebagaimana Frances belajar darinya.

Tetapi dua premis yang potensial dalam film ini diimbangi oleh kejujuran tentang bagaimana kehidupan dapat menjadi berantakan.

Saint Frances adalah pemenang penghargaan penonton di festival SXSW tahun lalu. Brian Tellerico dari RogerEbert menulis bahwa "film ini benar-benar membuat saya tersungkur dan menjebak secara emosional di adegan terakhir dengan cara yang tidak pernah saya duga".

Alasannya: "kami percaya pada karakter-karakter itu… Bridget membuat kesalahan, tetapi itu alami, tidak dibuat-buat seperti dalam film pada umumnya".

Dirilis pada 28 Februari di Amerika Serikat.

Sonic The Hedgehog

Mengingat bahwa dia terkenal lantaran larinya kencang secepat kilat, Sonic the Hedgehog butuh waktu lama untuk mencapai layar lebar.

Karakter video game Sega ini memulai debutnya pada 1991, tetapi film pertamanya tidak dirilis sampai September tahun lalu.

Kemudian, ketika cuplikannya ditayangkan secara daring pada April, penggemar berat Sonic mengeluh bahwa tokoh itu tidak sama, dan filmnya tertunda sampai tiga bulan sembari menunggu dirancang ulang.

Akhirnya sekarang kita dapat menyaksikan Sonic buatan komputer (disuarakan oleh Ben Schwartz) dikejar-kejar oleh aksi Dr Ivo Robotnik (Jim Carrey).

Mari berharap hasilnya tidak seaneh Pokémon Detective Pikachu, film Hollywood terakhir yang berdasarkan game Jepang.

Dirilis untuk umum pada tanggal 12 Februari.

Wendy

Delapan tahun setelah debutnya yang dinominasikan dalam Oscar, Beasts of the Southern Wild, Benh Zeitlin menciptakan gabungan yang lebih liar dari realita yang keras dan fantasi yang menakjubkan: sebuah penggambaran ulang epic Peter Pan yang berawal di pedesaan di Amerika.

Artis pendatang baru, Devin France berperan sebagai Wendy, seorang gadis Louisiana yang naik kereta ke pulau tropis misterius yang dikuasai oleh Peter yang liar (Yashua Mack).

Todd McCarthy dalam wawancara dengan situs berita Hollywood Reporter mengatakan bahwa "setiap bingkai film ini sangat hidup dan segar, menjadikannya sangat layak ditonton di layar lebar."

Tetapi, siapapun yang berniat membawa anak-anak kecil untuk menonton film ini harus waspada: Wendy adalah tokoh liar yang berbeda dari Peter Pan versi Disney.

Dirilis pada 28 Februari di Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan Brazil.

Anda bisa membaca versi bahasa Inggris artikel ini, Ten films to watch this February, di BBC Culture.

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.bbc.com/indonesia/vert-cul-51358052

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sepuluh film layak tonton bulan Februari: Dari 'The Invisible Man' yang horor hingga superhero perempuan 'Birds of Prey' - BBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.