Search

Konsekuensi film Bumi Manusia bersetia dengan novel - BeritagarID

Mawar Eva pemeran Annelies Mellema saat peluncuran trailer film Bumi Manusia di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan (4/7/2019)

Mawar Eva pemeran Annelies Mellema saat peluncuran trailer film Bumi Manusia di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan (4/7/2019) | Andi Baso Djaya

Ekranisasi Bumi Manusia ternyata mendapatkan label 17+ dari Lembaga Sensor Film (LSF). Hal tersebut merupakan konsekuensi dari kesetiaan para pembuatnya terhadap versi novel.

Mengingat tujuan memfilmkan Bumi Manusia --juga Perburuan-- untuk mengenalkan karya-karya Pramoedya Ananta Toer kepada berbagai golongan umur, para sineas yang memproduksi film ini jelas merasa kecewa.

Sebab dengan demikian mereka yang hendak menyaksikan Bumi Manusia diharuskan berusia minimal 17 tahun.

Dalam laman situs web LSF, film yang berdurasi 181 menit ini mendapatkan surat tanda lulus sensor bernomor 1144/DCP/NAS/17/08.2024/2019.

Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film, Pasal 35 menulis bahwa film dan iklan film digolongkan untuk penonton usia 17 tahun atau lebih apabila memenuhi kriteria:

  • a. mengandung nilai pendidikan, budaya, budi pekerti, apresiasi, estetika, dan/atau pertumbuhan rasa ingin tahu yang positif;
  • b. berisi tema, judul, adegan visual serta dialog dan/atau monolog yang sesuai dengan penonton berusia 17 (tujuh belas) tahun ke atas;
  • c. berkaitan dengan seksualitas yang disajikan secara proporsional dan edukatif;
  • d. berkaitan dengan kekerasan yang disajikan secara proporsional; dan/atau
  • e. tidak menampilkan adegan sadisme.

Berdasarkan penjabaran di atas, poin apa yang sekiranya terkandung dalam film ini sehingga mendapatkan label tontonan untuk 17 tahun ke atas? Tak lain karena memuat adegan kekerasan dan seksualitas.

Usai gala premiere film ini yang berlangsung di Surabaya pada 10 Agustus 2019, produser Frederica dari Falcon Pictures mengatakan, alasan pihaknya tetap memuat dua adegan untuk kategori penonton 17 tahun ke atas tersebut karena ingin setia dengan versi novel yang ditulis oleh Pram.

Sebelum berlanjut membaca artikel ini, kami ingatkan bahwa paragraf-paragraf di bawah ini mungkin akan membocorkan detail cerita versi film alias spoiler.

Khusus untuk adegan seksualitas, dalam novel Bumi Manusia, ada dua ada fragmen yang mengandung unsur tersebut.

Akan tetapi, Pram menghadirkannya, menyitir Permen Nomor 18 Tahun 2014, secara proporsional dan tidak eksplisit. Sangat jauh berbeda dengan penggambaran adegan percintaan ala roman erotis.

Fragmen pertama melibatkan Minke dan Annelies Mellema, sepasang remaja yang sedang mabuk asmara. Dalam versi film, dua tokoh ini diperankan Iqbaal Ramadhan (19) dan Mawar Eva (17).

Berikut petikannya seperti termuat dalam versi novel:

“Dan terjatuhlah aku dalam kelunakan pelukannya. Jantungku mendadak berdebaran ibarat laut diterjang angin barat. Semua darah tersembur ke atas pada kepala, merenggutkan kesadaran dan tugasku sebagai dokter.

Dengan sendirinya aku membalas pelukannya. Dan aku dengar ia terengah-engah. Juga nafasku sendiri, atau barangkali hanya aku sendiri yang demikian, sekali pun tak kusadari. Dunia, alam, terasa hilang dalam ketiadaan.

Yang ada hanya dia dan aku yang diperkosa oleh kekuatan yang mengubah kami jadi sepasang binatang purba.

Dan kami tergolek tanpa daya, berjajar, kehilangan sesuatu. Seluruh alam mendadak menjadi sunyi tanpa arti. Debaran jantung terasa padam. Gumpalan-gumpalan hitam bermunculan dalam antariksa hati.”

Setelah fragmen tersebut, Annelies juga mengungkapkan fakta bahwa Robert Mellema, yang tak lain adalah abangnya sendiri, pernah memerkosanya di gelagah ketika ia sedang mencari Darsam, tangan kanan dan orang kepercayaan Nyai Ontosoroh.

Jika cukup jeli menyimak, dua fragmen tersebut sebenarnya telah hadir sekilas dalam trailer film
arahan Hanung Bramantyo ini.

Pengambilan gambar adegan intim yang melibatkan Mawar Eva bersama Iqbaal telah terkonsep sejak awal.

Agar tidak canggung saat hari pengambilan gambar tiba, Mawar dan Iqbaal juga berlatih intens dan berdiskusi selama proses workshop.

Konsekuensi lain dari kesetiaan film ini terhadap versi novel mewujud pada durasi. Penonton harus meluangkan tiga jam waktunya untuk menyaksikan film ini.

“Mau bagaimana lagi, itu durasi minimal yang dibutuhkan jika ingin setia pada versi novelnya. Itu saja saya sudah membuang beberapa scene. Salah satunya scene tentang Maiko,” ungkap Hanung kepada Beritagar.id yang menemuinya usai acara peluncuran trailer film Bumi Manusia di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan (4/7).

Official Trailer BUMI MANUSIA | 15 Agustus 2019 di Bioskop /Falcon

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/konsekuensi-film-bumi-manusia-bersetia-dengan-novel

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Konsekuensi film Bumi Manusia bersetia dengan novel - BeritagarID"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.