"Awalnya horor aja, masih menolak Joko Anwar dan Shanty Harmayn enggak punya alasan sama sekali. Tapi karena waktu itu approaching Joko di lobi hotel, JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) Yogyakarta kayak agak enggak serius. Ternyata, (saya) ke Amerika, Joko kirim skripnya. Ternyata serius," kata Christine Hakim saat berkunjung ke kantor Media Group, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Bintang film senior ini sempat mengatakan tak begitu tertarik menyaksikan film horor gore berdarah-darah. Bagi Christine, film Cut Nyak Dhien adalah film paling berdarah-darah yang pernah dimainkan.
Click to Expose
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Beberapa film Joko bahkan yang di HBO (Mother's Love) sangat berdarah-darah. Kali ini beda. Dari filmku yang paling berdarah-darah itu Cut Nyak Dien. Jadi memang ini agak nekat menerima, menyerahkan kepada manajer karena (saya) lagi di Amerika enggak bisa baca skrip," terangnya.
Christine Hakim saat itu membintangi Tjoej Nja' Dhien (1988) bersama Slamet Rahardjo, disutradarai Eros Djarot. Film Perempuan Tanah Jahanam menjadi horor perdana Christine Hakim sepanjang berkarier. Ini sekaligus comeback Christine Hakim setelah kali terakhir bermain dalam Perias Mayat (2017) bersama Reza Rahadian, garapan sutradara Garin Nugroho.
Setelah mengetahui peran dan membaca naskah, Christine Hakim syok. Dia tak menyangka akan memerankan tokoh perempuan bengis. Bintang film Eat, Pray, Love itu juga sempat ragu memerankan karakter yang dirasa bukan dirinya.
"Saya langsung bertanya sama Tuhan. Karena dalam perjalanan hidup saya, percaya sekali tidak adapun satu helai daun jatuh ke bumi tanpa izin Tuhan. Makanya saya tanyakan pada Tuhan, ini kok agak berbeda, ini apa," kata Christine.
"Untungnya enggak terlalu lama, mendapatkan jawaban itu kira-kira seminggu setelah itu. Tapi selama sendiri itu juga gelisah, kita harus memelajari. Ada ya manusia yang jahat seperti itu. Gimana ya jadi orang jahat, Jok?" sambungnya.
Christine Hakim menafsirkan pesan-pesan metafora dalam jalan cerita Perempuan Tanah Jahanam. Menurutnya, film ini sekaligus menunjukkan sisi jahat manusia yang kerap tak disadari dilakukan.
"Sesuatu yang sebetulnya enggak menyangka. Saya sebetulnya enggak percaya ada manusia seperti itu, tapi sampai merinding, dalam bentuk lain. Itulah yang dilakukan manusia zaman sekarang," kata Christine Hakim.
"Manusia jahat seperti itu ada, tapi mereka mungkin enggak menyadari itu. Mudah-mudahan film ini bisa mengingatkan kita semua," tegasnya.
Maya (Tara Basro), mengawali cerita Perempuan Tanah Jahanam dengan rasa penasaran. Perempuan kota ini kemudian pergi ke desa tujuan bersama sahabatnya (Marissa Anita) untuk memecah teka-teki. Perempuan yang diperankan Asmara Abigail kemudian datang dan menyapa, "Kerasa, enggak?".
Perempuan Tanah Jahanam melalui proses produksi selama Maret hingga April 2019 di beberapa sudut wilayah Jawa Timur. Beberapa pemain dari latar berlakang berbeda (bukan kalangan artis) berasal dari kawasan Malang, Gempol, Bromo, Banyuwangi, Ijen, Lumbang, dan Lumajang ikut bermain dalam film menemani Tara Basro, Marissa Anita, Asmara Abigil, Aghniny Haque, dan Ario Bayu.
Perempuan Tanah Jahanam menggunakan judul film internasional Impetigore. Film ini telah dipersiapkan sejak 10 tahun lalu, dikerjakan Joko Anwar bersama produser film The Wailing. Produksi film adalah hasil kerjasama BASE Entertainment, CJ Entertainment, Ivanhoe Production, dan Rapi Films. Ini adalah satu dari tiga proyek yang direncanakan.
Film Perempuan Tanah Jahanam (Impetigore) tayang di bioskop 17 Oktober 2019.
(FIR)
baca dong https://www.medcom.id/hiburan/film/ybD0yyjb-kesan-christine-hakim-di-film-horor-perdananyaBagikan Berita Ini
0 Response to "Comeback Christine Hakim di Film Perempuan Tanah Jahanam - Medcom ID"
Posting Komentar