Search

Review Film: The White Tiger Hiburan • 2 menit yang lalu - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Realita adalah kata yang tepat untuk menggambarkan film The White Tiger yang berlatar di India. Film ini mengangkat isu kesenjangan sosial yang memang menjadi fenomena di negara itu sejak dulu.

Bagi sebagian orang, kesenjangan sosial mungkin isu yang basi untuk diangkat lewat film. Namun bagi saya, isu itu tidak akan pernah basi bila digarap dengan cerita dan sudut pandang yang menarik.

Parasite adalah salah satu contoh nyata film yang mengangkat isu kesenjangan sosial dengan penggarapan baik, bahkan memenangkan Film Terbaik Oscar 2020. Begitu pula dengan The White Tiger yang digarap dengan baik.


Film ini mengikuti kehidupan pemuda bernama Balram Halwai (Adarsh Gourav) yang berasal dari desa miskin. Meski hidup miskin dan sudah bekerja sejak kecil, ia terbilang pintar dan berambisi menjadi orang sukses.

Peluang kesuksesan Balram terbuka ketika ia bekerja menjadi supir salah satu anak tuan tanah yang menguasai desanya. Berbagai hal ia lakukan demi membahagiakan majikannya.

Kesenjangan sosial tergambarkan dengan baik dalam film ini lewat karakter Balram. Dari awal sampai akhir tidak terasa ada sesuatu yang berlebihan atau dipaksakan sehingga terasa relevan dengan kehidupan nyata.

Saya yang bukan orang India pun seakan masuk dalam film dan ikut merasakan kesenjangan sosial. Mengingat, Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan kesenjangan sosial yang cukup tinggi.

Pembahasan kesenjangan sosial menjadi semakin menarik karena diperlihatkan dari mata karakter Balram yang kuat. Hal ini tidak lepas dari pembentukan karakter Balram yang berlangsung secara simultan.

Terlebih, karakter Balram benar-benar dieksplorasi dengan baik. Penulis naskah seakan bermain dengan karakter Balram yang ditarik kesana kemarin dan melakukan berbagai hal untuk mengetahui jati dirinya dan apa yang sebenarnya yang diinginkan.

Kehadiran karakter Balram yang sangat kuat juga tidak lepas dari kualitas penampilan aktor Adrash Gourav. Ia benar-benar bisa menampilkan emosi Balram pada raut wajahnya.

Saya sendiri merasa emosi ketika Balram hanya bisa menangis sembari tersenyum saat dipaksa menandatangani suatu dokumen. Di sisi lain, saya merasa sedikit kaget ketika Balram menyeringai melakukan hal yang brutal.

Terlepas dari isu, pembentukan karakter, dan akting, produksi dan set The White Tiger juga layak mendapat pujian. Kontras kawasan tempat tinggal antara si kaya dengan si miskin benar-benar terasa.

Sayangnya, pada bagian akhir film ini seperti terburu-buru ingin diselesaikan sehingga terasa sedikit memaksakan. Salah satunya adalah Balram yang berhasil dari masalah yang amat besar.

Hal itu juga membuat akhir film ini kurang klimaks. Padahal dari awal rasa serta emosi saya sudah terbangun dengan baik lewat berbagai adengan ekspektasi klimaks di akhir film.

(bac)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

baca dong https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210129174737-220-600104/review-film-the-white-tiger

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Review Film: The White Tiger Hiburan • 2 menit yang lalu - CNN Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.